MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL 
DAN EKONOMI YANG BERMORAL


Capaian Pembelajaran : Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menjelaskan definisi manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral.

Tujuan Pembelajaran: 
1.  Peserta didik dapat menjelaskan definisi manusia sebagai makhluk sosial.
2.  Peserta didik dapat menjelaskan definisi manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral.

A. Manusia sebagai Makhluk Sosial

Manusia secara alamiah tidak bisa hidup sendiri. Sejak lahir, manusia sudah memerlukan bantuan orang lain untuk bertahan hidup. Dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari hal kecil hingga besar, kita selalu membutuhkan kehadiran orang lain. Misalnya, untuk makan, kita membutuhkan petani yang menanam bahan pangan, pedagang yang menjualnya, dan bahkan keluarga yang mempersiapkan makanan. Ini menunjukkan bahwa manusia memiliki sifat sosial yang membuatnya saling terhubung dan bergantung satu sama lain.

Sumber : rencanamu.id

 

Pernahkah kalian membayangkan bagaimana jika kita hidup tanpa berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain? Menurut kalian, apa yang akan terjadi jika semua orang hanya memikirkan kepentingan diri sendiri tanpa peduli dengan orang lain? Mengapa kita butuh teman, keluarga, atau masyarakat di sekitar kita? Kita membutuhkan teman, keluarga, dan masyarakat di sekitar kita karena beberapa alasan penting yang berhubungan dengan kebutuhan emosional, psikologis, dan sosial.


Untuk mendapatkan versi e-booknya, silahkan klik link berikut: E-Book IPS 7 Tema Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Ekonomi yang Bermoral

Apabila ingin mendapatkan versi pdf-nya, silahkan klik link berikut: Modul IPS 7 Tema Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Ekonomi yang Bermoral


1.        Pengertian Manusia sebagai Makhluk Sosial

Manusia sebagai makhluk sosial merujuk pada pemahaman bahwa manusia tidak dapat hidup atau berkembang dengan baik tanpa berinteraksi dan bergantung pada orang lain. Konsep ini menekankan bahwa manusia memiliki sifat dasar untuk hidup dalam kelompok atau masyarakat, saling berhubungan, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan mereka, baik yang bersifat fisik, emosional, maupun sosial. Manusia sebagai makhluk sosial adalah konsep yang menjelaskan bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri, melainkan selalu membutuhkan interaksi dan hubungan dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa sumber mengungkapkan konsep ini dengan berbagai perspektif yang menjelaskan pentingnya peran sosial dalam kehidupan manusia. Berikut merupakan pengertian dari berbagai sumber.

a.       Menurut Auguste Comte (Filsuf Sosial)

Manusia sebagai makhluk sosial adalah individu yang tidak bisa hidup terpisah dari masyarakat. Comte berpendapat bahwa manusia hidup dalam struktur sosial yang saling bergantung satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis. Tanpa hubungan sosial, manusia tidak akan dapat berkembang dan memenuhi kebutuhan hidupnya.

b.       Menurut Emile Durkheim (Sosiolog)

Durkheim melihat manusia sebagai makhluk sosial yang terikat oleh norma dan nilai dalam masyarakat. Ia berpendapat bahwa masyarakat adalah kekuatan yang lebih besar daripada individu, dan manusia hanya bisa menjadi individu yang utuh jika terintegrasi dalam masyarakat. Hubungan sosial membantu menciptakan kohesi sosial yang menjaga stabilitas sosial. 

c.       Menurut Sigmund Freud (Psikoanalis)

Freud menganggap bahwa manusia secara alami memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain, karena naluri sosialnya. Ia menyatakan bahwa perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh interaksi sosial, terutama dengan keluarga, yang membentuk kepribadian dan perilaku seseorang. Tanpa interaksi sosial, perkembangan manusia akan terganggu.

d.       Menurut Abraham Maslow (Psikolog)

Maslow dalam teori hierarki kebutuhannya menempatkan kebutuhan sosial (termasuk cinta, persahabatan, dan rasa diterima oleh orang lain) sebagai kebutuhan yang penting setelah kebutuhan dasar seperti makan dan keamanan. Maslow menekankan bahwa manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi, diterima dalam kelompok, dan merasa terhubung dengan orang lain.

e.       Menurut Peter L. Berger dan Thomas Luckmann (Sosiolog)

Dalam buku The Social Construction of Reality, mereka berpendapat bahwa manusia membangun kenyataan sosial melalui interaksi sehari-hari. Manusia mengembangkan makna dan pemahaman tentang dunia melalui proses sosial, dan dalam interaksi tersebut, manusia memelihara struktur sosial yang ada.

f.         Pandangan Filsafat Sosial

Dalam filsafat sosial, manusia dianggap sebagai makhluk yang selalu berada dalam jalinan hubungan sosial, karena kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari masyarakat. Filosof seperti Aristoteles berpendapat bahwa manusia adalah zoon politikon, yang berarti makhluk yang secara alami hidup dalam komunitas. Kebutuhan akan hubungan sosial adalah bagian tak terpisahkan dari eksistensi manusia.

Secara umum, manusia sebagai makhluk sosial mengacu pada kenyataan bahwa manusia selalu membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik fisik, emosional, maupun psikologis. Interaksi sosial menjadi salah satu elemen kunci dalam membentuk identitas, membangun budaya, dan menciptakan stabilitas dalam kehidupan bersama. Tanpa hubungan sosial, manusia akan kehilangan arah dalam perkembangan pribadi dan sosial.

2.        Fungsi Manusia sebagai Makhluk Sosial

Fungsi manusia sebagai makhluk sosial mengacu pada peran yang dimainkan oleh manusia dalam masyarakat, serta bagaimana interaksi dan hubungan sosial mendukung kehidupan individu dan kelompok. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup secara terpisah dari orang lain dan memiliki fungsi yang sangat penting dalam menjaga keharmonisan dan kelangsungan hidup masyarakat. Berikut beberapa fungsi utama manusia sebagai makhluk sosial.

a.       Pemenuhan Kebutuhan Sosial

Manusia membutuhkan interaksi sosial untuk memenuhi berbagai kebutuhan, seperti:

1)        Kebutuhan emosional

Keberadaan teman, keluarga, atau masyarakat memberikan dukungan emosional, rasa aman, dan kenyamanan.

2)        Kebutuhan ekonomi

Manusia bekerja sama dalam masyarakat untuk mendapatkan penghidupan, seperti bekerja dalam kelompok atau keluarga untuk memenuhi kebutuhan fisik dan materi.

3)        Kebutuhan psikologis

Sosialisasi membantu manusia memperoleh rasa dihargai dan diterima dalam kelompok, yang penting untuk kesejahteraan mental. 

b.       Proses Sosialisasi

Manusia berperan dalam proses sosialisasi, yaitu proses di mana individu mempelajari norma, nilai, dan aturan yang ada dalam masyarakat. Melalui sosialisasi, manusia bisa:

1)    Memahami peran sosial yang harus dijalankan, seperti sebagai anak, orang tua, pekerja, atau anggota masyarakat.

2)   Menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, membentuk perilaku yang sesuai dengan harapan masyarakat.

3)  Menginternalisasi nilai dan norma yang membentuk karakter dan sikap mereka.

c.       Pembentukan Identitas

Sebagai makhluk sosial, manusia berfungsi dalam membentuk identitas diri melalui interaksi sosial dengan orang lain. Identitas diri ini dibentuk oleh:

1)        Pengaruh keluarga

Sebagai unit sosial pertama, keluarga mengajarkan nilai dan norma yang penting.

2)        Pengaruh teman dan kelompok sosial

Berinteraksi dengan teman-teman atau kelompok sosial lain membantu individu memahami siapa mereka dan bagaimana mereka dipandang dalam masyarakat.

3)        Penerimaan sosial

Rasa diterima dalam suatu kelompok memperkuat identitas individu dan memberi rasa percaya diri.

d.       Pencapaian Tujuan Bersama

Fungsi manusia dalam masyarakat juga melibatkan pencapaian tujuan bersama. Manusia bekerja sama untuk:

1)        Mencapai tujuan sosial, seperti pendidikan, kemajuan ekonomi, atau pemecahan masalah sosial.

2)        Menciptakan kesejahteraan bersama melalui kolaborasi, yang hanya dapat dicapai bila ada rasa kebersamaan dan gotong royong.

3)        Meningkatkan kualitas hidup, seperti melalui pembangunan infrastruktur atau program sosial yang menguntungkan banyak orang.

e.       Menjaga Keharmonisan Sosial

Manusia sebagai makhluk sosial berfungsi untuk menjaga keharmonisan dalam masyarakat dengan cara:

1)        Beradaptasi dengan norma dan aturan sosial

Beradaptasi dengan norma dan aturan sosial, sehingga terjalin kedamaian dalam interaksi sosial.

2)        Menghargai perbedaan

Dalam masyarakat yang plural, kemampuan untuk hidup berdampingan meski memiliki perbedaan merupakan fungsi utama dalam menjaga toleransi dan perdamaian.

3)        Menyelesaikan konflik

Manusia juga berperan dalam menyelesaikan masalah atau konflik dalam masyarakat melalui komunikasi, mediasi, dan kerjasama.

f.         Peran dalam Struktur Sosial

Setiap individu dalam masyarakat memiliki peran atau status sosial tertentu, dan ini menjadi fungsi penting manusia dalam struktur sosial:

1)        Menjalankan peran sosial

Setiap orang memiliki peran yang diharapkan oleh masyarakat, seperti sebagai pekerja, orang tua, anak, atau anggota komunitas.  

2)        Membentuk organisasi sosial

Melalui kelompok-kelompok sosial, seperti keluarga, teman, atau kelompok kerja, individu-individu menjalankan peran mereka untuk kepentingan bersama.

g.        Pembangunan Budaya dan Peradaban

Manusia sebagai makhluk sosial juga berfungsi dalam pembangunan budaya dan peradaban. Melalui interaksi sosial, manusia:

1)        Membagikan pengetahuan dan warisan budaya dari generasi ke generasi.

2)        Menciptakan seni, tradisi, bahasa, dan teknologi yang menjadi bagian dari identitas suatu masyarakat.

3)        Berinovasi dan berkolaborasi untuk menciptakan kemajuan dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.

h.       Perubahan Sosial

Manusia berperan dalam perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Fungsi ini melibatkan peran aktif dalam:

1)        Menggagas perubahan melalui diskusi, protes, atau pembaruan sosial.

2)        Mengadaptasi perubahan yang terjadi, seperti perubahan teknologi, politik, atau ekonomi.

3)        Membangun masyarakat yang lebih baik dengan mendorong reformasi atau perbaikan dalam berbagai aspek kehidupan.

i.          Membangun Jaringan Sosial

Fungsi lainnya adalah membangun jaringan sosial. Melalui hubungan antar individu, manusia menciptakan jaringan yang memungkinkan:

1)        Pertukaran informasi, ide, atau sumber daya.

2)        Membuka peluang untuk kerjasama atau bantuan ketika dibutuhkan.

3)        Menghadapi tantangan hidup dengan lebih kuat karena adanya dukungan sosial yang tersedia.

Fungsi manusia sebagai makhluk sosial sangat luas dan beragam. Dalam masyarakat, manusia berperan untuk memenuhi kebutuhan sosial, menjaga keharmonisan, membentuk identitas, mencapai tujuan bersama, dan beradaptasi dengan perubahan. Semua ini terjadi melalui interaksi sosial, yang menjadikan kehidupan manusia lebih bermakna dan lebih mampu bertahan dalam menghadapi tantangan hidup.


Untuk mendapatkan versi e-booknya, silahkan klik link berikut: E-Book IPS 7 Tema Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Ekonomi yang Bermoral
Apabila ingin mendapatkan versi pdf-nya, silahkan klik link berikut: Modul IPS 7 Tema Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Ekonomi yang Bermoral


3.        Tujuan Manusia sebagai Makhluk Sosial

Tujuan manusia sebagai makhluk sosial berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan yang mendukung kelangsungan hidup, perkembangan pribadi, dan pencapaian kebahagiaan. Berikut beberapa tujuan utama manusia sebagai makhluk sosial.

a.       Mewujudkan Kebutuhan Sosial dan Emosional

Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan emosional dan sosial yang tidak bisa dipenuhi sendirian. Manusia berinteraksi dengan orang lain untuk merasa diterima, dicintai, dan memiliki ikatan yang mendalam dengan orang lain. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, dukungan emosional, dan rasa kebersamaan.

b.       Pencapaian dan Pemenuhan Kebutuhan Dasar

Manusia sebagai makhluk sosial berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti makanan, tempat tinggal, dan perlindungan. Dalam masyarakat, manusia bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama yang lebih besar, seperti menciptakan lingkungan yang aman dan sejahtera bagi semua anggota kelompok.

c.       Pembangunan Identitas dan Diri

Interaksi sosial juga membantu individu membangun identitas pribadi dan sosial. Melalui hubungan dengan keluarga, teman, dan masyarakat, seseorang belajar tentang siapa mereka, apa nilai-nilai yang mereka anut, dan bagaimana mereka dipandang oleh orang lain. Tujuan ini berkaitan dengan pembentukan kepribadian dan karakter yang beradaptasi dengan norma sosial yang berlaku.

d.       Kerja Sama untuk Mencapai Tujuan Bersama

Manusia membutuhkan interaksi sosial untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama yang lebih besar, seperti pembangunan sosial, ekonomi, atau budaya. Dalam masyarakat, kerjasama antar individu atau kelompok sangat penting untuk menyelesaikan masalah yang tidak bisa diselesaikan sendirian, seperti membangun infrastruktur, mengatasi bencana, atau menciptakan inovasi.

e.       Pembelajaran dan Perkembangan

Manusia sebagai makhluk sosial juga bertujuan untuk belajar dari pengalaman dan interaksi dengan orang lain. Sosialisasi dan komunikasi dengan orang lain memungkinkan individu mengembangkan keterampilan, pengetahuan, serta perspektif yang lebih luas tentang dunia. Melalui diskusi, kolaborasi, atau bahkan konflik, manusia terus berkembang baik secara emosional, intelektual, maupun sosial.

f.         Menjaga Keseimbangan Sosial

Tujuan lain dari manusia sebagai makhluk sosial adalah untuk menjaga keseimbangan dan harmoni dalam masyarakat. Melalui norma, aturan, dan nilai sosial yang ada, manusia berusaha menciptakan kedamaian, keadilan, dan saling menghormati antar individu dan kelompok dalam masyarakat. Interaksi sosial memungkinkan terciptanya struktur sosial yang stabil, yang mendukung kesejahteraan bersama. 

g.        Perlindungan dan Keamanan

Salah satu tujuan utama manusia sebagai makhluk sosial adalah untuk menciptakan rasa aman dan terlindungi. Melalui hubungan sosial yang terjalin dalam keluarga, komunitas, atau negara, manusia mendapatkan perlindungan dari ancaman eksternal maupun dari masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Keamanan ini, baik secara fisik maupun emosional, penting untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan.

h.       Menghadapi Tantangan Bersama

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak hanya berinteraksi untuk kebahagiaan atau pemenuhan kebutuhan, tetapi juga untuk bersama-sama mengatasi tantangan atau masalah yang lebih besar, seperti kemiskinan, ketidakadilan sosial, bencana alam, atau masalah kesehatan. Tujuan ini menekankan pentingnya gotong royong dan solidaritas dalam menghadapi kesulitan yang ada.

i.          Pencapaian Kebahagiaan dan Kesejahteraan

Manusia berinteraksi dengan orang lain untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan. Kehidupan sosial yang sehat, penuh kasih sayang, dan hubungan yang baik dengan sesama meningkatkan kualitas hidup dan memberikan rasa puas. Hubungan yang harmonis dengan orang lain membantu seseorang merasa lebih bahagia, tenang, dan terhubung dengan dunia.

Secara keseluruhan, tujuan manusia sebagai makhluk sosial berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar, emosional, dan psikologis melalui interaksi dengan orang lain, membentuk identitas diri, bekerja sama untuk tujuan bersama, serta menciptakan kesejahteraan dan keharmonisan dalam masyarakat. Tanpa interaksi sosial, manusia akan kesulitan dalam mencapai potensi penuh mereka dan menghadapi tantangan hidup. 

4.        Unsur-Unsur Manusia sebagai Makhluk Sosial

Unsur-unsur manusia sebagai makhluk sosial mencakup berbagai aspek yang membentuk hubungan antar individu dan masyarakat. Berikut adalah beberapa unsur penting yang menggambarkan manusia sebagai makhluk sosial:

a.       Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah dasar dari kehidupan sosial manusia. Ini merujuk pada hubungan yang terjalin antara individu dengan individu lainnya, baik dalam bentuk komunikasi verbal maupun non-verbal. Melalui interaksi sosial, manusia saling bertukar informasi, berbagi pengalaman, dan membentuk hubungan yang mengikat mereka dalam masyarakat.

1)  Komunikasi verbal. Pertukaran informasi menggunakan kata-kata, baik lisan maupun tulisan.

2)  Komunikasi non-verbal. Menggunakan ekspresi wajah, gerakan tubuh, atau bahasa tubuh lainnya untuk berkomunikasi.

b.       Kelompok Sosial

Manusia hidup dalam kelompok sosial, yang dapat berupa kelompok kecil (keluarga, teman) atau kelompok besar (komunitas, masyarakat). Setiap individu tergabung dalam berbagai kelompok yang memiliki peran, norma, dan nilai tertentu. Kelompok sosial berfungsi untuk mengatur perilaku dan memberikan dukungan sosial.

1)  Kelompok primer. Kelompok kecil dengan hubungan yang lebih intens dan mendalam, seperti keluarga dan teman dekat.

2)   Kelompok sekunder. Kelompok yang lebih besar dan formal, seperti tempat kerja, organisasi, atau komunitas.

c.       Norma dan Aturan Sosial

Norma sosial adalah aturan atau pedoman yang mengatur perilaku individu dalam masyarakat. Norma ini mencakup harapan sosial yang diikuti oleh anggota kelompok, yang dapat berupa kebiasaan, adat istiadat, atau hukum. Norma sosial membantu menciptakan keteraturan dalam kehidupan masyarakat.

1)  Norma formal. Aturan yang dibuat oleh lembaga resmi, seperti hukum dan peraturan.

2)   Norma informal. Kebiasaan atau adat yang berkembang dalam masyarakat tanpa aturan tertulis, seperti tata krama dan tradisi.

d.       Nilai Sosial

Nilai sosial adalah prinsip atau keyakinan yang dianggap penting oleh anggota masyarakat. Nilai-nilai ini menentukan bagaimana individu berperilaku dan berinteraksi satu sama lain. Nilai sosial dapat berbeda antara budaya, tetapi umumnya mencakup hal-hal seperti kejujuran, kerja sama, kebebasan, dan rasa saling menghormati.

1) Nilai bersama. Nilai yang dipegang bersama oleh masyarakat, yang membentuk identitas budaya dan sosial.

2)  Nilai pribadi. Nilai yang dipegang individu berdasarkan pengalaman dan keyakinannya.

e.       Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses di mana individu belajar dan menyesuaikan diri dengan nilai, norma, dan peran yang ada dalam masyarakat. Proses ini dimulai sejak lahir dalam keluarga dan terus berlanjut sepanjang hidup melalui interaksi dengan berbagai kelompok sosial, seperti teman, sekolah, dan tempat kerja.

1)     Sosialisasi primer. Proses pembelajaran yang terjadi dalam keluarga, di mana individu pertama kali mengenal norma dan nilai.

2)    Sosialisasi sekunder. Proses sosialisasi yang terjadi di luar keluarga, seperti di sekolah, media massa, dan masyarakat luas.

f.         Peran Sosial

Setiap individu memiliki peran sosial yang diharapkan oleh masyarakat berdasarkan status atau posisi mereka. Peran sosial adalah perilaku yang diharapkan dari individu sesuai dengan posisi mereka dalam kelompok sosial tertentu, seperti sebagai anak, orang tua, teman, pekerja, atau pemimpin.

1) Peran individu. Tanggung jawab yang diemban seseorang berdasarkan statusnya dalam masyarakat (misalnya, peran seorang ibu, seorang guru, seorang dokter).

2) Peran kolektif. Peran yang melibatkan kerjasama antara individu dalam mencapai tujuan bersama dalam masyarakat.

g.        Status Sosial

Status sosial adalah kedudukan atau posisi yang dimiliki seseorang dalam struktur sosial. Status ini dapat berupa status yang sudah ditentukan sejak lahir (misalnya, anak dari keluarga tertentu) atau status yang diperoleh melalui pencapaian dan usaha pribadi (misalnya, status sebagai profesional di bidang tertentu).

1)   Status ascribed. Status yang diberikan sejak lahir, seperti jenis kelamin, ras, atau status keluarga.

2)    Status achieved. Status yang diperoleh melalui usaha dan pencapaian pribadi, seperti karier atau pendidikan.

h.       Solidaritas Sosial

Solidaritas sosial merujuk pada rasa kebersamaan dan keterikatan yang dimiliki oleh individu dalam masyarakat. Unsur ini mencakup rasa tanggung jawab bersama, saling membantu, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Solidaritas sosial memungkinkan masyarakat untuk tetap stabil dan menghadapi tantangan bersama-sama.

1) Solidaritas terintegrasi. Solidaritas yang terjalin dalam masyarakat yang memiliki kesamaan nilai, norma, dan tujuan.

2) Solidaritas organik. Solidaritas yang terjalin dalam masyarakat yang lebih kompleks, di mana setiap individu atau kelompok memiliki peran dan fungsi yang berbeda, namun saling bergantung satu sama lain.

i.          Perubahan Sosial

Manusia sebagai makhluk sosial juga terlibat dalam perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. Perubahan sosial terjadi ketika norma, nilai, atau struktur sosial mengalami transformasi akibat berbagai faktor seperti kemajuan teknologi, pergeseran budaya, atau perubahan ekonomi.

1)    Perubahan lambat. Perubahan sosial yang terjadi secara bertahap dan dalam waktu lama.

2)  Perubahan cepat. Perubahan sosial yang terjadi dengan cepat, biasanya dipengaruhi oleh kemajuan teknologi atau peristiwa besar dalam masyarakat.

Semua unsur ini saling terkait dan membentuk kehidupan manusia dalam masyarakat. Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup terisolasi, dan keberadaannya selalu tergantung pada hubungan dengan individu lain dalam suatu kelompok atau masyarakat.

 

B. Manusia sebagai Makhluk Ekonomi yang Bermoral

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendirian dan selalu bergantung pada orang lain, baik dalam hal kebutuhan barang dan jasa maupun dalam berinteraksi dalam konteks ekonomi. Oleh karena itu, dalam dunia ekonomi, etika dan moral menjadi bagian penting yang harus dipahami dan diterapkan.

1.        Pengertian Manusia sebagai Makhluk Ekonomi yang Bermoral

Manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral adalah konsep yang menggabungkan dua aspek penting dalam kehidupan manusia: ekonomi dan moral. Sebagai makhluk ekonomi, manusia memiliki kebutuhan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya dengan cara berproduksi, berdagang, dan mengonsumsi. Namun, sebagai makhluk bermoral, manusia diharapkan untuk melakukan kegiatan ekonomi dengan mempertimbangkan nilai-nilai etika, moralitas, dan tanggung jawab sosial.

Selain pengertian di atas, ada beberapa konsep yang mendeskripsikan tentang manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral. Berikut konsep manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral dari berbagai sumber.

a.       Manusia sebagai Makhluk Ekonomi

Manusia disebut sebagai makhluk ekonomi karena dalam kehidupan sehari-hari, mereka selalu terlibat dalam kegiatan ekonomi, baik itu dalam proses produksi, distribusi, maupun konsumsi. Kebutuhan manusia yang beragam mendorong mereka untuk melakukan aktivitas yang berhubungan dengan barang dan jasa. Adam Smith, dalam karyanya "The Wealth of Nations," menggambarkan manusia sebagai individu yang rasional dan berusaha untuk memaksimalkan keuntungan pribadi mereka dalam proses perekonomian.

Namun, dalam kenyataannya, kegiatan ekonomi manusia tidak hanya berdasarkan pada kepentingan pribadi semata. Keputusan ekonomi juga dipengaruhi oleh faktor sosial, budaya, dan kebutuhan moralitas. Oleh karena itu, meskipun manusia sebagai makhluk ekonomi cenderung mencari keuntungan, mereka tetap berinteraksi dalam sistem sosial yang saling mengatur dan mendukung satu sama lain.

b.       Manusia sebagai Makhluk Bermoral

Sebagai makhluk bermoral, manusia diajarkan untuk mematuhi norma-norma dan etika yang berlaku dalam masyarakat. Hal ini mencakup konsep-konsep seperti keadilan, kebaikan, kejujuran, dan tanggung jawab sosial. Dalam dunia ekonomi, moralitas sangat penting, karena kegiatan ekonomi yang tidak memperhatikan prinsip moral dapat menimbulkan ketimpangan sosial, kerusakan lingkungan, dan ketidakadilan.

c.       Keterkaitan Moral dan Ekonomi

Pada dasarnya, manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral harus mampu mengintegrasikan kegiatan ekonomi dengan pertimbangan moral. Misalnya, dalam bisnis, prinsip kejujuran dan transparansi diharapkan untuk menghindari kecurangan, eksploitasi, atau perusakan sumber daya alam demi keuntungan semata. Bisnis yang bermoral tidak hanya berfokus pada profit, tetapi juga pada keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat luas.

John Stuart Mill dan Immanuel Kant, dalam teori etika mereka, mengajarkan bahwa moralitas harus menjadi landasan dalam setiap tindakan manusia, termasuk dalam kegiatan ekonomi. Mill berbicara tentang utilitarianisme, yaitu tindakan yang benar adalah yang memberikan manfaat terbesar bagi banyak orang. Sementara Kant menekankan bahwa manusia harus bertindak sesuai dengan prinsip moral yang dapat diterima secara universal.

d.       Prinsip Ekonomi dan Moral dalam Kehidupan Manusia

Manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral berupaya untuk mencapai keseimbangan antara kebutuhan pribadi dan kepentingan masyarakat. Dalam kehidupan ekonomi, prinsip-prinsip moral ini berperan dalam menjaga keharmonisan sosial, seperti:

1)        Keadilan ekonomi. Mengusahakan distribusi kekayaan yang adil.

2)        Tanggung jawab sosial. Mengambil tindakan yang mendukung kesejahteraan bersama, tidak hanya mengutamakan keuntungan pribadi.

3)        Kepedulian lingkungan. Mengelola sumber daya alam dengan cara yang berkelanjutan.

2.        Fungsi Manusia sebagai Makhluk Ekonomi yang Bermoral

Manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral memiliki peran penting dalam mencapai keseimbangan antara kebutuhan pribadi dan kepentingan sosial. Fungsi manusia dalam konteks ini bisa dijelaskan melalui beberapa aspek utama:

a.       Pemenuhan Kebutuhan

Manusia sebagai makhluk ekonomi berfungsi untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, baik yang bersifat material (seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal) maupun kebutuhan non-material (seperti pendidikan, kesehatan, dan kebahagiaan). Sebagai makhluk bermoral, manusia berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dengan cara yang tidak merugikan orang lain dan tidak mengabaikan tanggung jawab sosial.

b.       Pengambilan Keputusan Ekonomi yang Etis

Dalam setiap keputusan ekonomi yang diambil, manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral akan mempertimbangkan dampaknya terhadap orang lain dan lingkungan. Hal ini berarti bahwa mereka tidak hanya mengejar keuntungan pribadi atau kelompok, tetapi juga mempertimbangkan keadilan, kesejahteraan sosial, dan kelestarian alam. Contohnya, dalam kegiatan perdagangan, manusia yang bermoral akan memastikan tidak ada eksploitasi terhadap pekerja atau kerusakan lingkungan.

c.       Penciptaan Kesejahteraan Sosial

Manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral tidak hanya berfokus pada kesejahteraan pribadi, tetapi juga berusaha menciptakan kesejahteraan bagi orang lain dalam masyarakat. Mereka turut mendukung kebijakan atau praktik ekonomi yang mengurangi kemiskinan, mengatasi ketidaksetaraan, dan meningkatkan kualitas hidup bagi semua orang, termasuk yang kurang mampu. Ini menunjukkan peran moral manusia dalam meningkatkan kesejahteraan sosial secara keseluruhan.

d.       Penyebaran Keadilan

Sebagai makhluk ekonomi yang bermoral, manusia berfungsi untuk menciptakan sistem ekonomi yang adil. Ini berarti berusaha agar distribusi pendapatan dan sumber daya dilakukan secara adil dan merata. Dalam kehidupan ekonomi, hal ini bisa terlihat melalui praktik berbagi keuntungan, transparansi, dan penghapusan praktik eksploitasi atau penindasan dalam transaksi ekonomi.

e.       Tanggung Jawab terhadap Lingkungan

Manusia yang bermoral juga memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan hidup. Dalam melakukan kegiatan ekonomi, mereka berperan dalam menjaga keberlanjutan sumber daya alam dan menghindari kerusakan lingkungan yang dapat merugikan generasi mendatang. Ini mencakup penerapan prinsip-prinsip ekonomi hijau, pengurangan limbah, dan penerapan teknologi yang ramah lingkungan. 

f.         Meningkatkan Kualitas Hidup

Selain memenuhi kebutuhan dasar, manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup, tidak hanya secara material tetapi juga spiritual dan sosial. Ini termasuk pengembangan diri melalui pendidikan, pengembangan hubungan yang harmonis dengan sesama, dan kontribusi positif terhadap masyarakat.

g.        Membentuk Sistem Ekonomi yang Berkelanjutan

Manusia yang bermoral memiliki fungsi untuk mendorong sistem ekonomi yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan sesaat, tetapi juga menjaga keberlanjutan jangka panjang. Mereka terlibat dalam upaya-upaya untuk menciptakan keseimbangan antara perkembangan ekonomi dan kelestarian alam, serta menyeimbangkan antara kebutuhan manusia dengan ketersediaan sumber daya alam.

Secara keseluruhan, fungsi manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral tidak hanya berorientasi pada keuntungan pribadi atau kelompok, tetapi juga memperhatikan kepentingan orang lain, keadilan sosial, dan keberlanjutan lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam menjalankan aktivitas ekonomi, manusia perlu mempertimbangkan nilai-nilai moral yang lebih luas.

3.        Tujuan Manusia sebagai Makhluk Ekonomi yang Bermoral

Tujuan manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral adalah untuk mencapai kesejahteraan pribadi dan sosial dengan tetap menjaga nilai-nilai moral dalam setiap tindakan ekonomi yang diambil. Berikut adalah beberapa tujuan utama yang tercermin dalam peran manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral:

a.       Mencapai Kesejahteraan Bersama

Tujuan utama manusia dalam konteks ekonomi adalah menciptakan kesejahteraan yang dapat dinikmati oleh semua orang, bukan hanya individu atau kelompok tertentu. Melalui keputusan ekonomi yang bermoral, diharapkan dapat tercipta distribusi kekayaan yang lebih adil, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

b.       Menciptakan Keadilan Sosial

Sebagai makhluk ekonomi yang bermoral, manusia bertujuan untuk mewujudkan keadilan sosial dalam masyarakat. Ini berarti bahwa setiap individu memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses sumber daya, memperoleh pendapatan yang layak, dan mendapatkan hak-haknya. Keadilan sosial juga mengacu pada penanggulangan ketimpangan sosial yang timbul dari kesenjangan ekonomi.

c.       Meningkatkan Kualitas Hidup

Tujuan ekonomi yang bermoral adalah bukan sekadar mengejar keuntungan materi, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup yang lebih holistik. Ini mencakup kesejahteraan fisik, mental, sosial, dan spiritual. Manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral diharapkan mampu mengintegrasikan nilai-nilai seperti kebahagiaan, keseimbangan hidup, dan kepuasan batin dalam pencapaian ekonomi.

d.       Keberlanjutan Ekonomi dan Lingkungan

Salah satu tujuan manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral adalah untuk mencapai keberlanjutan. Ini berarti bahwa kegiatan ekonomi yang dilakukan tidak hanya menguntungkan dalam jangka pendek, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan dan sumber daya alam untuk generasi yang akan datang. Moralitas dalam ekonomi mengarah pada keputusan yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. 

e.       Menegakkan Etika dalam Aktivitas Ekonomi

Moralitas dalam aktivitas ekonomi bertujuan untuk memastikan bahwa perilaku ekonomi didasari oleh prinsip-prinsip etika, seperti kejujuran, transparansi, dan tanggung jawab. Ini bertujuan untuk mencegah praktik-praktik yang merugikan orang lain, seperti penipuan, korupsi, dan eksploitasi, serta mendorong praktek ekonomi yang adil dan transparan.

f.         Membangun Solidaritas Sosial

Tujuan ekonomi yang bermoral juga mencakup penguatan solidaritas sosial, yaitu rasa saling peduli dan tanggung jawab antar anggota masyarakat. Dalam konteks ini, manusia diharapkan untuk bekerja sama dalam menciptakan kemakmuran yang dirasakan oleh semua pihak, bukan hanya berfokus pada keuntungan pribadi atau kelompok tertentu.

g.        Pendidikan dan Pengembangan Potensi Manusia

Sebagai makhluk ekonomi yang bermoral, manusia juga bertujuan untuk memaksimalkan potensi dirinya dan sesama, baik dalam aspek intelektual, keterampilan, maupun sikap sosial. Melalui pendidikan dan pemberdayaan ekonomi, setiap individu memiliki kesempatan untuk berkembang secara maksimal, memberikan kontribusi pada masyarakat, dan mencapai kesejahteraan jangka panjang.

Dengan demikian, tujuan manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral mencakup pencapaian kesejahteraan secara individu dan kolektif, dengan tetap menghormati nilai-nilai moral dan etika dalam interaksi ekonomi. Tujuan ini mengarah pada pembangunan ekonomi yang adil, berkelanjutan, dan berbasis pada kepentingan bersama.

4.        Unsur-Unsur Manusia sebagai Makhluk Ekonomi yang Bermoral

Manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral memiliki beberapa unsur yang mendasari interaksi dan aktivitas ekonomi mereka, yang tidak hanya berfokus pada pencapaian keuntungan materi, tetapi juga melibatkan aspek moral dan etika. Berikut adalah unsur-unsur yang membentuk manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral:

a.       Rasa Keadilan

Salah satu unsur utama dari manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral adalah rasa keadilan. Keadilan dalam hal distribusi sumber daya dan hasil ekonomi sangat penting untuk menghindari ketimpangan sosial dan ekonomi. Manusia yang bermoral akan berusaha menciptakan sistem ekonomi yang adil, di mana setiap individu mendapatkan hak dan kesempatan yang setara, tanpa ada yang dirugikan secara tidak adil. Contohnya menyusun kebijakan ekonomi yang memperhatikan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya golongan tertentu.

b.       Tanggung Jawab Sosial

Manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral memiliki tanggung jawab sosial untuk memikirkan dampak ekonomi yang dihasilkan terhadap masyarakat luas. Ini berarti tidak hanya mengejar keuntungan pribadi atau kelompok, tetapi juga memperhatikan dampak sosial dari keputusan ekonomi, seperti peningkatan kesejahteraan umum dan pengurangan ketidaksetaraan. Contohnya, berusaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang layak bagi masyarakat dan berinvestasi dalam program sosial yang meningkatkan kualitas hidup.

c.       Kejujuran dan Transparansi

Kejujuran dan transparansi dalam segala bentuk transaksi ekonomi sangat penting untuk membangun kepercayaan antara individu, kelompok, dan institusi. Tanpa nilai-nilai ini, praktik ekonomi bisa disusupi oleh penipuan, korupsi, dan eksploitasi. Contohnya, menyediakan informasi yang jelas dan akurat dalam transaksi bisnis dan menjunjung tinggi integritas dalam berbisnis.

d.       Kepedulian terhadap Lingkungan

Sebagai makhluk ekonomi yang bermoral, manusia juga harus memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Dalam melakukan aktivitas ekonomi, manusia harus memperhatikan dampak jangka panjang terhadap alam dan lingkungan, dengan tujuan menjaga keberlanjutan bumi untuk generasi mendatang. Contohnya, mengadopsi praktik bisnis ramah lingkungan, seperti penggunaan energi terbarukan dan pengelolaan sampah yang efisien.

e.       Empati dan Solidaritas

Empati dan solidaritas adalah unsur penting dalam hubungan ekonomi yang bermoral. Manusia diharapkan untuk memahami keadaan orang lain, terutama yang kurang mampu, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Ini mengarah pada ekonomi yang inklusif, di mana setiap individu merasa dihargai dan diperhatikan. Contohnya, menyediakan produk atau layanan yang dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada dalam kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan.

f.         Pemberdayaan Manusia

Pemberdayaan manusia adalah unsur yang mendasari usaha untuk memberikan kesempatan kepada individu untuk mengembangkan potensi diri mereka, baik melalui pendidikan, keterampilan, maupun pelatihan. Ini akan membantu meningkatkan kualitas hidup dan menciptakan kesempatan yang adil bagi semua orang untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi. Contohnya, membuka akses pendidikan dan pelatihan yang berkualitas untuk semua orang, serta mendorong pengusaha untuk berinvestasi dalam pengembangan keterampilan tenaga kerja. 

g.        Keharmonisan antara Kebutuhan Pribadi dan Kepentingan Umum

Manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral akan berusaha untuk menyeimbangkan antara memenuhi kebutuhan pribadi dengan kepentingan umum. Meskipun penting untuk memenuhi kebutuhan individu, tetapi tidak boleh mengabaikan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Keputusan ekonomi harus mempertimbangkan dampaknya terhadap orang lain dan tidak merugikan banyak pihak. Contohnya, seorang pengusaha yang berusaha memperoleh keuntungan namun tetap memperhatikan kesejahteraan karyawan dan lingkungan sekitar.

h.       Integritas dan Etika dalam Bisnis

Integritas dan etika adalah prinsip dasar yang mendasari semua tindakan ekonomi. Manusia yang bermoral akan selalu berpegang pada etika dan nilai-nilai luhur dalam setiap aktivitas ekonomi, seperti bertransaksi dengan cara yang adil dan tidak menipu, serta menjauhi praktik-praktik yang merugikan orang lain. Contohnya, menghindari korupsi, kolusi, dan nepotisme dalam pengambilan keputusan ekonomi.


Untuk mendapatkan versi e-booknya, silahkan klik link berikut: E-Book IPS 7 Tema Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Ekonomi yang Bermoral
Apabila ingin mendapatkan versi pdf-nya, silahkan klik link berikut: Modul IPS 7 Tema Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Ekonomi yang Bermoral