MENGENAL LOKASI TEMPAT TINGGAL
A. Lokasi
Konsep lokasi sendiri terbagi menjadi dua macam lokasi yaitu
lokasi absolut dan lokasi relatif.
1. Lokasi Absolut
Lokasi relatif adalah posisi suatu tempat yang dibandingkan
dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Misalnya, Kota Kota Bandung terletak di
sebelah timur Kota Cimahi. Lokasi relatif memberikan informasi yang lebih umum
tentang posisi suatu tempat.
2. Lokasi Relatif
Lokasi absolut menggambarkan posisi suatu tempat yang pasti dan tidak pernah berubah. Lokasi ini berdasarkan sistem koordinat. Sistem koordinat yang paling umum adalah dengan lintang dan bujur. Misalnya, Provinsi Jawa Barat terletang di antara 104° 48′ BT – 108° 48′ BT dan 5° 50′ LS – 7° 50′ LS.
Apablia Anda ingin mendapatkan versi e-booknya, silahkan klik link berikut : E-Book IPS 7 Tema Mengenal Lokasi Tempat Tinggal
Apabila ingin mendapatakan versi pdfnya dapat diunduh melalui link berikut: Modul Pembelajaran IPS 7 Tema Mengenal Lokasi Tempat Tinggal Versi pdf
Baca juga materi tentang: Diriku dan Keluargaku
B. Kondisi Wilayah Indonesia
Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan di Asia Tenggara
yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara daratan benua Asia dan
Oseania sehingga dikenal sebagai negara lintas benua, serta antara Samudra
Pasifik dan Samudra Hindia. Wilayah negara Indonesia terletak pada posisi
strategis. Kondisi wilayah dan posisi strategis Indonesia bisa dilihat dari
aspek-aspek seperti letak, luas, batas wilayah dan karakteristik wilayahnya.
1.
Luas dan Letak
a.
Luas negara Indonesia
Indonesia adalah salah
satu negara terluas di dunia. Total luas wilayah Indonesia mencakup daratan dan
lautan sebesar 5.193.250 km². Luas daratan Indonesia sendiri adalah 1.919.440
km², dan jumlah pulau yang membentuk wilayah ini mencapai 17.508 pulau.
b.
Letak negara Indonesia
Secara umum, letak negara
Indonesia dapat ditentukan berdasarkan letak geografis dan letak astronomis.
1)
Letak geografis
Letak geografis adalah
letak suatu daerah yang dilihat dari kenyataannya di bumi, dan menentukan pula
letak posisi antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya. Letak
geografis Indonesia berada di antara Benua Asia dan Benua Australia serta di
antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Salain itu, wilayah negara
Indonesia di sebelah utara berbatasan dengan Laut Cina Selatan dan Samudra
Pasifik; di sebelah timur berbatasan langsung dengan Papua Nugini; serta di
sebelah Selatan dan Barat berbatasan dengan Samudra Hindia.
Letak geografis negara
Indonesia yang sangat startegis mempunyai keuntungan sebagai berikut.
a)
Indoneisa menjadi jalur
perdagangan internasional
b) Sebagai negara agraris karena
yang dipengaruhi oleh 2 musim, yaitu musim kemarau dan penghujan.
c) Memiliki tanah yang subur
karena mendapatkan banyak sinar matahari dan curah hujannya tinggi.
d)
Menjadi negara maritim karena
luasnya wilayah perairan.
e) Memiliki keberagaman budaya
yang dipengaruhi adanya lalu lintas jalur perdagangan internasional.
f) Memiliki banyak destinasi
wisata alam mulai dari pantai, gunung, sungai, hingga air terjun.
2)
Letak astronomis
Letak astronomis adalah
letak suatu tempat berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Letak astronomis
Indonesia berada pada 6° LU – 11° LS dan 95° BT – 141° BT.
Letak astronomis
Indonesia menyebabkan wilayah ini tergolong sebagai negara yang beriklim tropis
atau panas. Sebagai akibatnya, negara ini mempunyai beberapa pengaruh sebagai
berikut ini :
a) Negara ini mempunyai
temperatur yang sangat tinggi yaitu antara 26°C – 28°C.
b) Mempunyai curah hujan yang
sangat tinggi yang dapat mencapai 200 mm per tahunnya.
c) Temperatur yang sangat tinggi
mengakibatkan terjadinya hujan zenithal atau yang dikenal dengan nama hujan
equator.
d)
Keanekaragaman hayati begitu
melimpah ketimbang di daerah lainnya.
e) Munculnya gejala sosial yang
sangat khas karena dipengaruhi oleh adaptasi penduduk terhadap iklim tropis.
f) Menyebabkan negara ini
memiliki 3 pembagian waktu, yaitu Waktu Indonesia Timur (WIT), Waktu Indonesia
Tengah (WITA), Waktu Indonesia Barat (WIB).
(1) Waktu Indonesia Barat (WIB),
Zona waktu ini berdasarkan garis meridian pangkal 105ºBT. Wilayah zona waktu
ini mencakup provinsi di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan Barat, dan Kalimantan
Tengah.
(2) Waktu Indonesia Tengah (WITA).
Zona waktu ini didasarkan pada meridian pangkal 120ºBT. Cakupan wilayahnya
meliputi Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Bali, Nusa Tenggara
Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan provinsi-provinsi di Pulau
Sulawesi.
(3) Waktu Indonesia Timur (WIT). Zona
waktu yang didasarkan pada meridian pangkal 135ºBT. Wilayah zona waktu ini
mencakup provinsi di Pulau Papua dan Maluku.
Sumber:
www.trivago.co.id
2.
Cuaca dan Iklim
Cuaca adalah kondisi atau
keadaan udara yang terjadi di suatu daerah atau wilayah dalam periode waktu
tertentu. Cuaca dapat berubah-ubah dalam waktu singkat yaitu hanya beberapa jam
saja dan ditandai dengan perbedaan siang dan malam. Cuaca terjadi karena
perbedaan suhu dan kelembaban udara yang terjadi antara suatu tempat dengan
tempat lainnya.
Iklim adalah kondisi atau
keadaan rata-rata cuaca pada suatu daerah yang luas. Iklim sendiri ditentukan
berdasarkan perhitungan waktu yang biasanya mencapai 11 tahun hingga 30 tahun. Iklim
pada suatu daerah dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi wilayah
tersebut, yang artinya perbedaan iklim pada suatu daerah dipengaruhi oleh
posisi relatif matahari terhadap daerah tersebut di planet bumi.
Secara keseluruhan, iklim
di Indonesia adalah iklim tropis. Artinya, iklim di Indonesia tergolong hangat
cenderung panas dan lembap di sepanjang tahunnya. Dengan iklim tropis tersebut,
Indonesia hanya mempunyai dua musim, yakni musim kemarau dan musim hujan.
Indonesia adalah negara
yang memiliki 3 jenis iklim, yaitu iklim musim (iklim muson), iklim tropika
atau tropis (iklim panas), dan iklim laut.
a.
Iklim musim (iklim muson)
Iklim musim atau biasa
disebut sebagai iklim muson adalah salah satu jenis iklim yang dimiliki oleh
Indonesia. Iklim muson atau musim terjadi karena pengaruh angin muson yang
bertiup di Indonesia dan silih berganti arah pada setiap enam bulan sekali.
Angin muson yang
berhembus berganti arah itu akan memberikan efek atau dampak iklim pada negara
Indonesia yang berbeda-beda setiap setengah tahunnya. Angin muson terbagi
menjadi dua, yaitu angin muson barat daya dan angin muson timur laut.
1)
Angin muson barat daya
Angin muson barat daya adalah angin muson yang bertiup dan berhembus dari arah barat daya atau benua Asia. Karena bertiupnya dari barat daya, angin muson ini melewati samudera yang sangat luas hingga mengakibatkan Indonesia merasakan musim penghujan sebab angin itu membawa uap air yang cukup banyak dari berbagai samudera yang dilintasinya. Angin muson barat daya bertiup dari bulan Oktober sampai bulan April. Karena angin muson barat daya inilah, Indonesia mengalami musim hujan.
2) Angin muson timur laut
Berlawanan dengan angin
muson barat daya, angin muson timur laut berhembus dari arah timur laut. Dengan
kata lain, angin ini akan membawa banyak unsur atau partikel dari gurun (karena
melintasi gurun pasir) sehingga Indonesia mengalami kemarau yang mana hujan tak
selalu datang dan turun.
Sumber:
gambare.wanitabaik.com
b.
Iklim tropika atau tropis
(iklim panas)
Indonesia terletak di
daerah tropis sehingga memiliki jenis iklim tropis atau iklim panas. Iklim
tropis umumnya berada pada rentang 0° - 23½° lintang utara dan lintang selatan
dari belahan bola dunia. Iklim tropis di Indonesia memiliki ciri- ciri di antaranya
suhu yang bersifat panas dan hanya memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan
musim hujan. Keduanya saling berkaitan karena suhu yang tinggi dapat
mengakibatkan penguapan yang tinggi dan menimbulkan potensi terjadinya hujan.
Adapun curah hujan di
Indonesia bervariasi antar wilayah, tetapi umumnya sekitar 2.500 mm/tahun.
Walaupun angka curah hujan bervariasi antar wilayah di Indonesia, tetapi pada
umumnya curah hujan tergolong besar.
c.
Iklim laut
Sebagai negara kepulauan,
wilayah negara Indonesia didominasi oleh lautan. Terlebih, Indonesia diapit
oleh dua samudra besar, yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Hal ini pula
yang menyebabkan Indonesia termasuk negara yang mempunyai jenis iklim laut.
Iklim laut adalah iklim yang banyak mendatangkan curah hujan yang bersifat
lembab. Hal inilah yang membuat Indonesia memiliki musim hujan yang cukup
panjang.
Jelajah Ilmu
Ilmu yang digunakan untuk mempelajari tentang cuaca adalah
meteorologi. Sedangkan ilmu yang mempelajari tentang iklim adalah klimatologi.
Di Indonesia terdapat lembaga yang khusus mengamati cuaca da iklim yaitu Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang berpusat di Jakarta.
Apablia Anda ingin mendapatkan mendapatkan versi e-booknya, silahkan klik link berikut : E-Book IPS 7 Tema Mengenal Lokasi Tempat Tinggal
Apabila ingin mendapatakan versi pdfnya dapat diunduh melalui link berikut: Modup Pembelajaran IPS 7 Tema Mengenal Lokasi Tempat Tinggal
Baca juga materi tentang: Diriku dan Keluargaku
3.
Kondisi Geoglogis
Tahukah kamu apa itu
letak geologis? Samakah letak geologis dengan letak geografis? Letak geologis merupakan
letak suatu wilayah yang mengacu pada posisi geografis berdasarkan struktur
bumi dan peristiwa geologis yang mempengaruhi wilayah tersebut. Indonesia
adalah salah satu negara yang memiliki kondisi geologis yang sangat kompleks
dan beragam. Indonesia terletak di antara tiga lempeng tektonik besar, yaitu
lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.
Sumber:
gambare.wanitabaik.com
Lempeng Indo-Australia
bertumbukan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa, dan Nusa
Tenggara. Akibat tumbukan ini, terbentuklah rangkaian pegunungan yang sebagian
menjadi gunung berapi di sepanjang Pulau Sumatra, Jawa, dan Nusa Tenggara. Dampak
dari kondisi geologis ini adalah munculnya fenomena gempa bumi di Indonesia.
Selain itu, Indonesia
juga dilalui oleh dua jalur gunung api muda dunia, yaitu Sirkum Pasifik dan
Sirkum Mediterania. Kondisi ini menyebabkan Indonesia memiliki banyak gunung
berapi dan rawan bencana, termasuk gempa tektonik, gempa vulkanik, tsunami, tanah
longsor, dan banjir.
Dampak dari letak
geologis Indonesia sangat beragam dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan di
negara Indonesia. Berikut adalah beberapa dampak penting letak geologis
Indonesia.
a.
Aktivitas gunung berapi
Kehadiran tiga lempeng
tektonik besar di Indonesia menyebabkan banyak gunung berapi aktif. Meskipun
ini berisiko tinggi, gunung berapi juga memberikan kesuburan tanah dan keindahan
alam. Contohnya, Gunung Bromo di Jawa Timur dan Gunung Rinjani di Lombok.
b.
Gempa bumi
Tumbukan lempeng tektonik
sering menyebabkan gempa bumi. Meskipun berbahaya, gempa juga membentuk
topografi dan memperkaya keanekaragaman geologi.
c.
Keanekaragaman hayati
Letak geologis
mempengaruhi iklim, tanah, dan vegetasi. Indonesia memiliki hutan hujan tropis
yang kaya akan keanekaragaman hayati, termasuk spesies endemik seperti
orangutan dan harimau Sumatra.
d.
Keragaman budaya
Letak strategis di jalur perdagangan
maritim telah memengaruhi budaya Indonesia. Pelabuhan-pelabuhan kuno seperti
Maluku dan Aceh menjadi pusat pertukaran budaya dan perdagangan.
e.
Adaptasi sosial
Masyarakat Indonesia telah mengembangkan teknologi dan kebijakan adaptasi untuk menghadapi risiko geologis. Contohnya, bangunan tahan gempa, sistem peringatan dini tsunami, dan pengelolaan bencana.
C. Pemahaman Lokasi Melalui Peta
Peta merupakan gambaran permukaan bumi yang ditampilkan pada
suatu bidang datar dengan skala tertentu. Peta bisa disajikan dalam berbagai
cara, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang
tampil di layar komputer/handphone. Peta memiliki banyak manfaat, di
antaranya alat penunjuk lokasi dan sebagai alat yang dapat memperlihatkan
ukuran (luas dan jarak) serta arah suatu tempat di permukaan bumi. Untuk dapat
memanfaatkan peta, kita harus mengetahui fungsi, jenis, dan komponen peta.
1.
Fungsi Peta
Pembuatan peta ditujukan untuk mempermudah pengguna dalam
mencari informasi. Peta memiliki fungsi yang penting dalam berbagai bidang.
Berikut beberapa fungsi utama peta.
a.
menunjukkan posisi atau lokasi
suatu tempat di permukaan bumi,
b.
memperlihatkan ukuran (luas,
jarak) dan arah suatu tempat di permukaan bumi,
c.
menggambarkan bentuk-bentuk di
permukaan bumi, seperti benua, negara, gunung, sungai dan bentuk-bentuk lainnya,
d.
membantu peneliti sebelum
melakukan survei untuk mengetahui kondisi daerah yang akan diteliti, dan
e.
menyajikan data tentang
potensi suatu wilayah.
2.
Jenis Peta
Peta dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, di
antaranya berdasarkan skala, isi, bentuk, dan sumber data.
a.
Jenis peta berdasarkan skala
Berdasarkan skalanya,
peta bisa dibedakan menjadi 5 (lima) jenis. Berikut jenis-jenis peta
berdasarkan skala.
1)
Peta kadaster, yaitu peta yang memiliki skala 1:100 – 1:5000. Peta kadaster biasanya
digunakan untuk menggambar peta sertifikat pembuatan tanah
2)
Peta skala besar, yaitu peta yang
memiliki skala 1:5.000 – 1:250.000. Peta skala besar biasanya dipakai untuk
menggambarkan wilayah yang relatif sempit, seperti peta kabupaten.
3)
Peta skala sedang, yaitu peta yang
memiliki skala 1: 250.000 – 1: 500.000. Peta skala sedang biasanya digunakan
untuk menggambarkan wilayah yang agak luas, seperti peta provinsi.
4)
Peta skala kecil:, yaitu peta yang
memiliki skala 1:500.000 – 1: 1.000.000. Peta skala kecil biasanya digunakan
untuk menggambarkan daerah yang cukup luas, seperti peta negara Indonesia.
5)
Peta skala geografis, yaitu
peta yang memiliki skala lebih besar dari 1:1.000.0000. Peta skala geografis biasa
digunakan untuk peta dunia.
b.
Jenis peta berdasarkan isi
Berdasarkan isinya, peta
bisa dibedakan menjadi 2 (dua) jenis. Berikut jenis-jenis peta berdasarkan isinya.
1)
Peta Umum
Peta umum adalah peta
yang menggambarkan permukaan bumi secara umum. Peta umum memuat semua
penampakan yang terdapat di suatu daerah, baik kenampakan fisis (alam) maupun
kenampakan sosial budaya. Kenampakan fisis misalnya sungai, gunung, laut, danau
dan lainnya. Kenampakan sosial budaya misalnya jalan raya, jalan kereta api,
pemukiman kota dan lainnya.
Disebut peta umum karena
peta ini bersifat umum sehingga dapat digunakan untuk umum dengan berbagi macam
tujuan. Unsur-unsur yang disajikan tidak hanya satu atau dua jenis saja tetapi
peta menyajikan semua unsur di muka bumi ini dengan memperhitungkan skala yang
umumnya sangat terbatas. Contoh dari peta umum di antaranya peta topografi, peta
chartography (kartografi), peta chorografi, peta negara, dan peta
dunia.
2)
Peta Khusus (Tematik)
Peta khusus atau tematik
merupakan peta yang hanya menampilkan sebagian permukaan bumi yang ingin
ditampilkan. Maka dari itulah peta ini disebut dengan peta khusus atau peta
tematik. Peta tematik ini juga hanya menampilkan tampilan tertentu yang
disesuaikan dengan tema, misalnya kenampakan- kenampakan alam tertentu, baik
kondisi fisik maupun sosial budaya. Seperti halnya peta umum, peta khusus juga
mempunyai beberapa jenis tertentu. Beberapa jenis dari peta khusus atau tematik
di antaranya peta curah hujan (isohyet), peta kepadatan penduduk, peta
penyebaran hasil tambang, peta hasil pertanian, dan peta geologi.
c.
Jenis peta berdasarkan
bentuknya
Berdasarkan bentuknya,
peta bisa dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis. Berikut jenis-jenis peta
berdasarkan bentuknya.
1)
Peta Datar
Peta datar merupakan
jenis peta yang dibuat pada bidang datar, bisa berupa kertas, kain, kanvas,
papan, dan sebagainya. Jenis peta ini paling sering ditemui dan digunakan.
Seperti peta pada umumnya, terdapat berbagai macam simbol yang digambarkan
dengan bentuk dan warna yang berbeda-beda.
2)
Peta Timbul
Peta timbul merupakan
jenis peta yang dibuat secara 3 dimensi sehingga terlihat mirip dengan bentuk
permukaan bumi yang sebenarnya. Karena itulah, permukaan timbul seperti gunung
dan dataran tinggi terlihat menonjol, begitu pula pada kedalaman laut akan tampak
perbedaannya.
3)
Peta Digital
Peta digital merupakan
jenis peta yang dibuat menggunakan bantuan komputer secara digital. Jenis peta
ini tidak nyata dan bisa dilihat lewat perangkat teknologi seperti hp atau
komputer. Contoh peta digital misalnya Google Maps yang kini sering digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.
d.
Jenis peta berdasarkan sumber
data
Berdasarkan sumber
datanya, peta bisa dibedakan menjadi 2 (dua) jenis. Berikut jenis-jenis peta
berdasarkan sumber data.
1)
Peta Induk
Peta induk merupakan
jenis peta yang dihasilkan dari kegiatan survei langsung di lapangan. Umumnya
jenis peta ini digunakan sebagai dasar pembuatan peta topografi. Peta induk pun
digunakan sebagai referensi untuk peta-peta lainnya.
2)
Peta Turunan
Peta turunan merupakan
jenis peta yang dibuat berdasarkan acuan peta yang sudah ada. Oleh karena itu,
pembuatan peta turunan tidak memerlukan kegiatan survei secara langsung ke
lapangan.
3.
Komponen Peta
Peta terdiri atas
beberapa komponen penyusunannya. Komponen penyusunannya terdiri atas judul
peta, skala peta, orientasi utara, simbol peta, garis astronomis, inset,
legenda, dan sumber peta.
Sumber:
www.utakatikotak.com
a.
Judul Peta
Judul peta merupakan
salah satu komponen dalam peta yang bertuliskan identitas isi atau gambar peta.
Judul peta pada umumnya terdapat pada bagian atas peta. Sebagai contoh, judul
sebuah peta dapat berupa “peta penggunaan lahan di Indonesia”, maka isi dari
peta tersebut adalah sebaran penggunaan lahan yang ada di Indonesia berupa
permukiman, hutan, perkebunan, dan lain-lain.
b.
Skala Peta
Skala peta menunjukkan
perbandingan antara jarak di peta dengan jarak yang sesungguhnya di lapangan.
Contohnya, jika skala sebuah peta adalah 1 : 1.000.000, maka objek yang
jaraknya 1 cm di peta sesungguhnya adalah 1.000.000 cm atau 1 km di lokasi
sebenarnya (lapangan). Skala peta dapat dibedakan menjadi skala angka dan skala
garis/grafis.
1)
Skala Angka
Skala angka berwujud
perbandingan angka, misalnya 1:10.000. Jika tidak disebutkan satuannya di
belakang angka tersebut berarti satuan yang digunakan adalah cm, sehingga skala
angka tersebut dibaca 1 cm di peta sama dengan 10.000 cm di lapangan.
2)
Skala Garis/Grafis
Skala grafis adalah skala
peta yang berbentuk garis dengan ukuran tertentu. Biasanya skala garis/grafis
disematkan juga pada kolom legenda.
Jika contoh skala grafis tersebut dibuat skala angkanya, maka skalanya adalah 1 : 500.000 karena 1 cm di peta berbanding 5 km di lapangan. Satuan dalam kilometer diubah menjadi sentimeter, sehingga 5 km jika diubah ke dalam cm menjadi 500.000 cm. Karena itu, skala peta menjadi 1 : 500.000.
c.
Orientasi Utara
Sebuah peta memiliki
orientasi arah utara yang membantu kita untuk mengetahui arah pada peta. Bentuk
orientasi biasanya ditunjukkan oleh simbol berbentuk panah dengan bentuk yang
bervariasi. Penempatan orientasi utara biasanya pada kolom legenda atau pada
bagian yang kosong di muka peta.
d.
Simbol Peta
Simbol peta adalah tanda
khusus pada peta yang mewakili objek yang dipetakan. Tujuan simbol peta adalah
untuk memudahkan pengguna peta dalam membaca dan memahami isi peta. Berdasarkan
bentuknya, simbol peta dapat dibedakan menjadi simbol titik, garis, warna,
area, koordinat, inset, legenda, dan sumber peta. Berikut adalah pemaparan
masing-masing simbol dalam peta.
1)
Simbol titik
Simbol titik pada peta
dapat berupa lingkaran, bujur sangkar, segitiga, dan lainnya. Lambang ibu kota
biasanya diberi simbol bujur sangkar, gunung api berbentuk segitiga dan ibukota
kabupaten berbentuk lingkaran, seperti pada gambar di bawah ini. Keterangan
mengenai simbol biasanya disisipkan pada peta.
2) Simbol garis
Simbol garis dapat
digambar dalam beragam bentuk dan ukuran ketebalan. Ketebalan garis dapat
diatur sesuai dengan kaidah perpetaan. Setiap bentuk atau ukuran ketebalan
dapat merepresentasikan hal yang berbeda. Simbol jalan biasanya berupa garis
kontinu (tanpa putus-putus) dengan ketebalan sesuai dengan kelas jalan yang
diwakilinya.
3)
Simbol warna
Simbol warna digunakan
pada peta dengan aturan tertentu. Tidak sembarang warna dapat digunakan untuk
objek-objek tertentu karena aturan perpetaan telah ditetapkan. Misalnya warna
perairan (sungai, danau dan laut) diberi warna biru, jalan diberi warna merah, dan
lain-lain. Warna ketinggian dan kedalaman disesuaikan dengan objeknya yang
menunjukkan adanya perubahan secara teratur dan seterusnya. Misalnya, kedalaman
laut diberi warna biru dengan tingkat perubahan yang teratur dari biru terang
ke biru gelap.
4)
Simbol area
Objek simbol area yang
digambar pada peta biasanya berupa ilustrasi dari objek yang ada di lapangan.
Simbol area juga memiliki aturan tertentu dalam pemetaannya. Misalnya, area
berupa sawah digambarkan dalam bentuk poligon tertutup yang di dalamnya
terdapat simbol tanaman padi.
e.
Garis Koordinat
Garis koordinat adalah
garis khayal pada peta berupa koordinat peta dalam bentuk garis lintang dan
garis bujur. Koordinat sangat penting pada peta karena akan menunjukkan lokasi
pada peta dibanding lokasi lainnya di permukaan bumi serta menggambarkan karakteristik
suatu lokasi atau wilayah yang dipetakan. Contohnya suatu lokasi yang terletak
pada lintang tropis (di tengah peta dunia) akan memiliki karakteristik iklim
tropis, seperti Indonesia.
f.
Inset
Inset adalah peta kecil
yang ada pada suatu peta untuk menunjukkan lokasi daerah yang dipetakan di
antara lokasi lainnya yang lebih luas. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah
gambar contoh inset pada peta.
g.
Legenda
Legenda menunjukkan
keterangan semua objek yang ada atau muncul pada muka peta. Pada legenda inilah
seorang pembaca peta akan mengetahui tentang objek yang ada pada wilayah yang
dipetakan. Contoh legenda pada sebuah peta adalah sebagai berikut.
h.
Sumber Peta
Sumber peta menunjukkan
orang atau lembaga yang membuat peta. Dari sumber peta inilah diperoleh
informasi pembuat peta, sehingga bisa dinilai kualitas peta yang dihasilkannya.
Apakah sumber dapat dipercaya karena memiliki kredibilitas tinggi atau justru kurang
baik sehingga dipertanyakan kualitasnya.
Apablia Anda ingin mendapatkan mendapatkan versi e-booknya, silahkan klik link berikut : E-Book IPS 7 Tema Mengenal Lokasi Tempat Tinggal
Apabila ingin mendapatakan versi pdfnya dapat diunduh melalui link berikut: Modup Pembelajaran IPS 7 Tema Mengenal Lokasi Tempat Tinggal
Baca juga materi tentang: Diriku dan Keluargaku
0 Comments