MENGENAL LOKASI TEMPAT TINGGAL


Capaian Pembelajaran : Peserta didik mampu menganalisis hubungan antara kondisi geografis daerah dengan karakteristik masyarakat dan memahami potensi sumber daya alam serta kaitannya dengan mitigasi kebencanaan.

Tujuan Pembelajaran: 
1.  Peserta didik dapat menjelaskan penretian lokasi.
2. Peserta didik dapat membandingkan kondisi geografis tempat tinggalnya dengan kondisi geografis wilayah lain di Indonesia.
3.  Peserta didik dapat menggunakan peta untuk menunjukkan lokasi tempat tinggal.


A.  Lokasi

Konsep lokasi sendiri terbagi menjadi dua macam lokasi yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif.

1.   Lokasi Absolut

Lokasi relatif adalah posisi suatu tempat yang dibandingkan dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Misalnya, Kota Kota Bandung terletak di sebelah timur Kota Cimahi. Lokasi relatif memberikan informasi yang lebih umum tentang posisi suatu tempat.

2.   Lokasi Relatif

Lokasi absolut menggambarkan posisi suatu tempat yang pasti dan tidak pernah berubah. Lokasi ini berdasarkan sistem koordinat. Sistem koordinat yang paling umum adalah dengan lintang dan bujur. Misalnya, Provinsi Jawa Barat terletang di antara 104° 48′ BT – 108° 48′ BT dan 5° 50′ LS – 7° 50′ LS.


Apablia Anda ingin mendapatkan versi e-booknya, silahkan klik link berikut : E-Book IPS 7 Tema Mengenal Lokasi Tempat Tinggal

Apabila ingin mendapatakan versi pdfnya dapat diunduh melalui link berikut: Modul Pembelajaran IPS 7 Tema Mengenal Lokasi Tempat Tinggal Versi pdf

Baca juga materi tentang: Diriku dan Keluargaku

B.  Kondisi Wilayah Indonesia

Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara daratan benua Asia dan Oseania sehingga dikenal sebagai negara lintas benua, serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Wilayah negara Indonesia terletak pada posisi strategis. Kondisi wilayah dan posisi strategis Indonesia bisa dilihat dari aspek-aspek seperti letak, luas, batas wilayah dan karakteristik wilayahnya.

1.        Luas dan Letak

a.        Luas negara Indonesia

Indonesia adalah salah satu negara terluas di dunia. Total luas wilayah Indonesia mencakup daratan dan lautan sebesar 5.193.250 km². Luas daratan Indonesia sendiri adalah 1.919.440 km², dan jumlah pulau yang membentuk wilayah ini mencapai 17.508 pulau.

b.       Letak negara Indonesia

Secara umum, letak negara Indonesia dapat ditentukan berdasarkan letak geografis dan letak astronomis.

1)        Letak geografis

Letak geografis adalah letak suatu daerah yang dilihat dari kenyataannya di bumi, dan menentukan pula letak posisi antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya. Letak geografis Indonesia berada di antara Benua Asia dan Benua Australia serta di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.

Sumber: www.trivago.co.id

 

Salain itu, wilayah negara Indonesia di sebelah utara berbatasan dengan Laut Cina Selatan dan Samudra Pasifik; di sebelah timur berbatasan langsung dengan Papua Nugini; serta di sebelah Selatan dan Barat berbatasan dengan Samudra Hindia.

Letak geografis negara Indonesia yang sangat startegis mempunyai keuntungan sebagai berikut.

a)   Indoneisa menjadi jalur perdagangan internasional

b) Sebagai negara agraris karena yang dipengaruhi oleh 2 musim, yaitu musim kemarau dan penghujan.

c) Memiliki tanah yang subur karena mendapatkan banyak sinar matahari dan curah hujannya tinggi.

d)   Menjadi negara maritim karena luasnya wilayah perairan.

e) Memiliki keberagaman budaya yang dipengaruhi adanya lalu lintas jalur perdagangan internasional.

f)  Memiliki banyak destinasi wisata alam mulai dari pantai, gunung, sungai, hingga air terjun.

2)        Letak astronomis

Letak astronomis adalah letak suatu tempat berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Letak astronomis Indonesia berada pada 6° LU – 11° LS dan 95° BT – 141° BT.

Letak astronomis Indonesia menyebabkan wilayah ini tergolong sebagai negara yang beriklim tropis atau panas. Sebagai akibatnya, negara ini mempunyai beberapa pengaruh sebagai berikut ini :

a)  Negara ini mempunyai temperatur yang sangat tinggi yaitu antara 26°C – 28°C.

b)  Mempunyai curah hujan yang sangat tinggi yang dapat mencapai 200 mm per tahunnya.

c) Temperatur yang sangat tinggi mengakibatkan terjadinya hujan zenithal atau yang dikenal dengan nama hujan equator.

d)   Keanekaragaman hayati begitu melimpah ketimbang di daerah lainnya.

e) Munculnya gejala sosial yang sangat khas karena dipengaruhi oleh adaptasi penduduk terhadap iklim tropis.

f) Menyebabkan negara ini memiliki 3 pembagian waktu, yaitu Waktu Indonesia Timur (WIT), Waktu Indonesia Tengah (WITA), Waktu Indonesia Barat (WIB).

(1) Waktu Indonesia Barat (WIB), Zona waktu ini berdasarkan garis meridian pangkal 105ºBT. Wilayah zona waktu ini mencakup provinsi di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.

(2) Waktu Indonesia Tengah (WITA). Zona waktu ini didasarkan pada meridian pangkal 120ºBT. Cakupan wilayahnya meliputi Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan provinsi-provinsi di Pulau Sulawesi.

(3) Waktu Indonesia Timur (WIT). Zona waktu yang didasarkan pada meridian pangkal 135ºBT. Wilayah zona waktu ini mencakup provinsi di Pulau Papua dan Maluku.


Sumber: www.trivago.co.id

 

2.        Cuaca dan Iklim

Cuaca adalah kondisi atau keadaan udara yang terjadi di suatu daerah atau wilayah dalam periode waktu tertentu. Cuaca dapat berubah-ubah dalam waktu singkat yaitu hanya beberapa jam saja dan ditandai dengan perbedaan siang dan malam. Cuaca terjadi karena perbedaan suhu dan kelembaban udara yang terjadi antara suatu tempat dengan tempat lainnya.

Iklim adalah kondisi atau keadaan rata-rata cuaca pada suatu daerah yang luas. Iklim sendiri ditentukan berdasarkan perhitungan waktu yang biasanya mencapai 11 tahun hingga 30 tahun. Iklim pada suatu daerah dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi wilayah tersebut, yang artinya perbedaan iklim pada suatu daerah dipengaruhi oleh posisi relatif matahari terhadap daerah tersebut di planet bumi.

Secara keseluruhan, iklim di Indonesia adalah iklim tropis. Artinya, iklim di Indonesia tergolong hangat cenderung panas dan lembap di sepanjang tahunnya. Dengan iklim tropis tersebut, Indonesia hanya mempunyai dua musim, yakni musim kemarau dan musim hujan.

Indonesia adalah negara yang memiliki 3 jenis iklim, yaitu iklim musim (iklim muson), iklim tropika atau tropis (iklim panas), dan iklim laut.

a.       Iklim musim (iklim muson)

Iklim musim atau biasa disebut sebagai iklim muson adalah salah satu jenis iklim yang dimiliki oleh Indonesia. Iklim muson atau musim terjadi karena pengaruh angin muson yang bertiup di Indonesia dan silih berganti arah pada setiap enam bulan sekali.

Angin muson yang berhembus berganti arah itu akan memberikan efek atau dampak iklim pada negara Indonesia yang berbeda-beda setiap setengah tahunnya. Angin muson terbagi menjadi dua, yaitu angin muson barat daya dan angin muson timur laut.

1)        Angin muson barat daya

Angin muson barat daya adalah angin muson yang bertiup dan berhembus dari arah barat daya atau benua Asia. Karena bertiupnya dari barat daya, angin muson ini melewati samudera yang sangat luas hingga mengakibatkan Indonesia merasakan musim penghujan sebab angin itu membawa uap air yang cukup banyak dari berbagai samudera yang dilintasinya. Angin muson barat daya bertiup dari bulan Oktober sampai bulan April. Karena angin muson barat daya inilah, Indonesia mengalami musim hujan. 

2)       Angin muson timur laut

Berlawanan dengan angin muson barat daya, angin muson timur laut berhembus dari arah timur laut. Dengan kata lain, angin ini akan membawa banyak unsur atau partikel dari gurun (karena melintasi gurun pasir) sehingga Indonesia mengalami kemarau yang mana hujan tak selalu datang dan turun.


Sumber: gambare.wanitabaik.com

 

 

b.       Iklim tropika atau tropis (iklim panas)

Indonesia terletak di daerah tropis sehingga memiliki jenis iklim tropis atau iklim panas. Iklim tropis umumnya berada pada rentang 0° - 23½° lintang utara dan lintang selatan dari belahan bola dunia. Iklim tropis di Indonesia memiliki ciri- ciri di antaranya suhu yang bersifat panas dan hanya memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Keduanya saling berkaitan karena suhu yang tinggi dapat mengakibatkan penguapan yang tinggi dan menimbulkan potensi terjadinya hujan.

Adapun curah hujan di Indonesia bervariasi antar wilayah, tetapi umumnya sekitar 2.500 mm/tahun. Walaupun angka curah hujan bervariasi antar wilayah di Indonesia, tetapi pada umumnya curah hujan tergolong besar.

c.       Iklim laut

Sebagai negara kepulauan, wilayah negara Indonesia didominasi oleh lautan. Terlebih, Indonesia diapit oleh dua samudra besar, yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Hal ini pula yang menyebabkan Indonesia termasuk negara yang mempunyai jenis iklim laut. Iklim laut adalah iklim yang banyak mendatangkan curah hujan yang bersifat lembab. Hal inilah yang membuat Indonesia memiliki musim hujan yang cukup panjang.

 

Jelajah Ilmu

Ilmu yang digunakan untuk mempelajari tentang cuaca adalah meteorologi. Sedangkan ilmu yang mempelajari tentang iklim adalah klimatologi. Di Indonesia terdapat lembaga yang khusus mengamati cuaca da iklim yaitu Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang berpusat di Jakarta.

 

  


Apablia Anda ingin mendapatkan mendapatkan versi e-booknya, silahkan klik link berikut : E-Book IPS 7 Tema Mengenal Lokasi Tempat Tinggal

Apabila ingin mendapatakan versi pdfnya dapat diunduh melalui link berikut: Modup Pembelajaran IPS 7 Tema Mengenal Lokasi Tempat Tinggal 

Baca juga materi tentang: Diriku dan Keluargaku


3.        Kondisi Geoglogis

Tahukah kamu apa itu letak geologis? Samakah letak geologis dengan letak geografis? Letak geologis merupakan letak suatu wilayah yang mengacu pada posisi geografis berdasarkan struktur bumi dan peristiwa geologis yang mempengaruhi wilayah tersebut. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki kondisi geologis yang sangat kompleks dan beragam. Indonesia terletak di antara tiga lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.

Sumber: gambare.wanitabaik.com

 

Lempeng Indo-Australia bertumbukan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa, dan Nusa Tenggara. Akibat tumbukan ini, terbentuklah rangkaian pegunungan yang sebagian menjadi gunung berapi di sepanjang Pulau Sumatra, Jawa, dan Nusa Tenggara. Dampak dari kondisi geologis ini adalah munculnya fenomena gempa bumi di Indonesia.

Selain itu, Indonesia juga dilalui oleh dua jalur gunung api muda dunia, yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania. Kondisi ini menyebabkan Indonesia memiliki banyak gunung berapi dan rawan bencana, termasuk gempa tektonik, gempa vulkanik, tsunami, tanah longsor, dan banjir.

Dampak dari letak geologis Indonesia sangat beragam dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan di negara Indonesia. Berikut adalah beberapa dampak penting letak geologis Indonesia.

a.        Aktivitas gunung berapi

Kehadiran tiga lempeng tektonik besar di Indonesia menyebabkan banyak gunung berapi aktif. Meskipun ini berisiko tinggi, gunung berapi juga memberikan kesuburan tanah dan keindahan alam. Contohnya, Gunung Bromo di Jawa Timur dan Gunung Rinjani di Lombok.

b.       Gempa bumi

Tumbukan lempeng tektonik sering menyebabkan gempa bumi. Meskipun berbahaya, gempa juga membentuk topografi dan memperkaya keanekaragaman geologi.

c.        Keanekaragaman hayati

Letak geologis mempengaruhi iklim, tanah, dan vegetasi. Indonesia memiliki hutan hujan tropis yang kaya akan keanekaragaman hayati, termasuk spesies endemik seperti orangutan dan harimau Sumatra.

d.       Keragaman budaya

Letak strategis di jalur perdagangan maritim telah memengaruhi budaya Indonesia. Pelabuhan-pelabuhan kuno seperti Maluku dan Aceh menjadi pusat pertukaran budaya dan perdagangan.

e.        Adaptasi sosial

Masyarakat Indonesia telah mengembangkan teknologi dan kebijakan adaptasi untuk menghadapi risiko geologis. Contohnya, bangunan tahan gempa, sistem peringatan dini tsunami, dan pengelolaan bencana.

C.  Pemahaman Lokasi Melalui Peta

Peta merupakan gambaran permukaan bumi yang ditampilkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer/handphone. Peta memiliki banyak manfaat, di antaranya alat penunjuk lokasi dan sebagai alat yang dapat memperlihatkan ukuran (luas dan jarak) serta arah suatu tempat di permukaan bumi. Untuk dapat memanfaatkan peta, kita harus mengetahui fungsi, jenis, dan komponen peta.

1.        Fungsi Peta

Pembuatan peta ditujukan untuk mempermudah pengguna dalam mencari informasi. Peta memiliki fungsi yang penting dalam berbagai bidang. Berikut beberapa fungsi utama peta.

a.        menunjukkan posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan bumi,

b.       memperlihatkan ukuran (luas, jarak) dan arah suatu tempat di permukaan bumi,

c.        menggambarkan bentuk-bentuk di permukaan bumi, seperti benua, negara, gunung, sungai dan bentuk-bentuk lainnya,

d.       membantu peneliti sebelum melakukan survei untuk mengetahui kondisi daerah yang akan diteliti, dan

e.        menyajikan data tentang potensi suatu wilayah.

2.        Jenis Peta

Peta dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, di antaranya berdasarkan skala, isi, bentuk, dan sumber data.

a.        Jenis peta berdasarkan skala

Berdasarkan skalanya, peta bisa dibedakan menjadi 5 (lima) jenis. Berikut jenis-jenis peta berdasarkan skala.

1)        Peta kadaster, yaitu peta yang memiliki skala 1:100 – 1:5000. Peta kadaster biasanya digunakan untuk menggambar peta sertifikat pembuatan tanah

2)        Peta skala besar, yaitu peta yang memiliki skala 1:5.000 – 1:250.000. Peta skala besar biasanya dipakai untuk menggambarkan wilayah yang relatif sempit, seperti peta kabupaten.

3)        Peta skala sedang, yaitu peta yang memiliki skala 1: 250.000 – 1: 500.000. Peta skala sedang biasanya digunakan untuk menggambarkan wilayah yang agak luas, seperti peta provinsi.

4)        Peta skala kecil:, yaitu peta yang memiliki skala 1:500.000 – 1: 1.000.000. Peta skala kecil biasanya digunakan untuk menggambarkan daerah yang cukup luas, seperti peta negara Indonesia.

5)        Peta skala geografis, yaitu peta yang memiliki skala lebih besar dari 1:1.000.0000. Peta skala geografis biasa digunakan untuk peta dunia.

b.       Jenis peta berdasarkan isi

Berdasarkan isinya, peta bisa dibedakan menjadi 2 (dua) jenis. Berikut jenis-jenis peta berdasarkan isinya.

1)        Peta Umum

Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi secara umum. Peta umum memuat semua penampakan yang terdapat di suatu daerah, baik kenampakan fisis (alam) maupun kenampakan sosial budaya. Kenampakan fisis misalnya sungai, gunung, laut, danau dan lainnya. Kenampakan sosial budaya misalnya jalan raya, jalan kereta api, pemukiman kota dan lainnya.

Disebut peta umum karena peta ini bersifat umum sehingga dapat digunakan untuk umum dengan berbagi macam tujuan. Unsur-unsur yang disajikan tidak hanya satu atau dua jenis saja tetapi peta menyajikan semua unsur di muka bumi ini dengan memperhitungkan skala yang umumnya sangat terbatas. Contoh dari peta umum di antaranya peta topografi, peta chartography (kartografi), peta chorografi, peta negara, dan peta dunia.

2)        Peta Khusus (Tematik)

Peta khusus atau tematik merupakan peta yang hanya menampilkan sebagian permukaan bumi yang ingin ditampilkan. Maka dari itulah peta ini disebut dengan peta khusus atau peta tematik. Peta tematik ini juga hanya menampilkan tampilan tertentu yang disesuaikan dengan tema, misalnya kenampakan- kenampakan alam tertentu, baik kondisi fisik maupun sosial budaya. Seperti halnya peta umum, peta khusus juga mempunyai beberapa jenis tertentu. Beberapa jenis dari peta khusus atau tematik di antaranya peta curah hujan (isohyet), peta kepadatan penduduk, peta penyebaran hasil tambang, peta hasil pertanian, dan peta geologi.

c.        Jenis peta berdasarkan bentuknya

Berdasarkan bentuknya, peta bisa dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis. Berikut jenis-jenis peta berdasarkan bentuknya.

1)        Peta Datar

Peta datar merupakan jenis peta yang dibuat pada bidang datar, bisa berupa kertas, kain, kanvas, papan, dan sebagainya. Jenis peta ini paling sering ditemui dan digunakan. Seperti peta pada umumnya, terdapat berbagai macam simbol yang digambarkan dengan bentuk dan warna yang berbeda-beda.

2)      Peta Timbul

Peta timbul merupakan jenis peta yang dibuat secara 3 dimensi sehingga terlihat mirip dengan bentuk permukaan bumi yang sebenarnya. Karena itulah, permukaan timbul seperti gunung dan dataran tinggi terlihat menonjol, begitu pula pada kedalaman laut akan tampak perbedaannya.

3)      Peta Digital

Peta digital merupakan jenis peta yang dibuat menggunakan bantuan komputer secara digital. Jenis peta ini tidak nyata dan bisa dilihat lewat perangkat teknologi seperti hp atau komputer. Contoh peta digital misalnya Google Maps yang kini sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

d.       Jenis peta berdasarkan sumber data

Berdasarkan sumber datanya, peta bisa dibedakan menjadi 2 (dua) jenis. Berikut jenis-jenis peta berdasarkan sumber data.

1)        Peta Induk

Peta induk merupakan jenis peta yang dihasilkan dari kegiatan survei langsung di lapangan. Umumnya jenis peta ini digunakan sebagai dasar pembuatan peta topografi. Peta induk pun digunakan sebagai referensi untuk peta-peta lainnya.

2)        Peta Turunan

Peta turunan merupakan jenis peta yang dibuat berdasarkan acuan peta yang sudah ada. Oleh karena itu, pembuatan peta turunan tidak memerlukan kegiatan survei secara langsung ke lapangan.

3.        Komponen Peta

Peta terdiri atas beberapa komponen penyusunannya. Komponen penyusunannya terdiri atas judul peta, skala peta, orientasi utara, simbol peta, garis astronomis, inset, legenda, dan sumber peta.

Sumber: www.utakatikotak.com

  

a.        Judul Peta

Judul peta merupakan salah satu komponen dalam peta yang bertuliskan identitas isi atau gambar peta. Judul peta pada umumnya terdapat pada bagian atas peta. Sebagai contoh, judul sebuah peta dapat berupa “peta penggunaan lahan di Indonesia”, maka isi dari peta tersebut adalah sebaran penggunaan lahan yang ada di Indonesia berupa permukiman, hutan, perkebunan, dan lain-lain.

b.       Skala Peta

Skala peta menunjukkan perbandingan antara jarak di peta dengan jarak yang sesungguhnya di lapangan. Contohnya, jika skala sebuah peta adalah 1 : 1.000.000, maka objek yang jaraknya 1 cm di peta sesungguhnya adalah 1.000.000 cm atau 1 km di lokasi sebenarnya (lapangan). Skala peta dapat dibedakan menjadi skala angka dan skala garis/grafis.

1)        Skala Angka

Skala angka berwujud perbandingan angka, misalnya 1:10.000. Jika tidak disebutkan satuannya di belakang angka tersebut berarti satuan yang digunakan adalah cm, sehingga skala angka tersebut dibaca 1 cm di peta sama dengan 10.000 cm di lapangan.

2)        Skala Garis/Grafis

Skala grafis adalah skala peta yang berbentuk garis dengan ukuran tertentu. Biasanya skala garis/grafis disematkan juga pada kolom legenda.

Jika contoh skala grafis tersebut dibuat skala angkanya, maka skalanya adalah 1 : 500.000 karena 1 cm di peta berbanding 5 km di lapangan. Satuan dalam kilometer diubah menjadi sentimeter, sehingga 5 km jika diubah ke dalam cm menjadi 500.000 cm. Karena itu, skala peta menjadi 1 : 500.000.

c.        Orientasi Utara

Sebuah peta memiliki orientasi arah utara yang membantu kita untuk mengetahui arah pada peta. Bentuk orientasi biasanya ditunjukkan oleh simbol berbentuk panah dengan bentuk yang bervariasi. Penempatan orientasi utara biasanya pada kolom legenda atau pada bagian yang kosong di muka peta.

d.       Simbol Peta

Simbol peta adalah tanda khusus pada peta yang mewakili objek yang dipetakan. Tujuan simbol peta adalah untuk memudahkan pengguna peta dalam membaca dan memahami isi peta. Berdasarkan bentuknya, simbol peta dapat dibedakan menjadi simbol titik, garis, warna, area, koordinat, inset, legenda, dan sumber peta. Berikut adalah pemaparan masing-masing simbol dalam peta.

1)        Simbol titik

Simbol titik pada peta dapat berupa lingkaran, bujur sangkar, segitiga, dan lainnya. Lambang ibu kota biasanya diberi simbol bujur sangkar, gunung api berbentuk segitiga dan ibukota kabupaten berbentuk lingkaran, seperti pada gambar di bawah ini. Keterangan mengenai simbol biasanya disisipkan pada peta.



 2)        Simbol garis

Simbol garis dapat digambar dalam beragam bentuk dan ukuran ketebalan. Ketebalan garis dapat diatur sesuai dengan kaidah perpetaan. Setiap bentuk atau ukuran ketebalan dapat merepresentasikan hal yang berbeda. Simbol jalan biasanya berupa garis kontinu (tanpa putus-putus) dengan ketebalan sesuai dengan kelas jalan yang diwakilinya.

 

3)        Simbol warna

Simbol warna digunakan pada peta dengan aturan tertentu. Tidak sembarang warna dapat digunakan untuk objek-objek tertentu karena aturan perpetaan telah ditetapkan. Misalnya warna perairan (sungai, danau dan laut) diberi warna biru, jalan diberi warna merah, dan lain-lain. Warna ketinggian dan kedalaman disesuaikan dengan objeknya yang menunjukkan adanya perubahan secara teratur dan seterusnya. Misalnya, kedalaman laut diberi warna biru dengan tingkat perubahan yang teratur dari biru terang ke biru gelap.

 

4)        Simbol area

Objek simbol area yang digambar pada peta biasanya berupa ilustrasi dari objek yang ada di lapangan. Simbol area juga memiliki aturan tertentu dalam pemetaannya. Misalnya, area berupa sawah digambarkan dalam bentuk poligon tertutup yang di dalamnya terdapat simbol tanaman padi.

 

e.        Garis Koordinat

Garis koordinat adalah garis khayal pada peta berupa koordinat peta dalam bentuk garis lintang dan garis bujur. Koordinat sangat penting pada peta karena akan menunjukkan lokasi pada peta dibanding lokasi lainnya di permukaan bumi serta menggambarkan karakteristik suatu lokasi atau wilayah yang dipetakan. Contohnya suatu lokasi yang terletak pada lintang tropis (di tengah peta dunia) akan memiliki karakteristik iklim tropis, seperti Indonesia.


f.          Inset

Inset adalah peta kecil yang ada pada suatu peta untuk menunjukkan lokasi daerah yang dipetakan di antara lokasi lainnya yang lebih luas. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah gambar contoh inset pada peta.


g.        Legenda

Legenda menunjukkan keterangan semua objek yang ada atau muncul pada muka peta. Pada legenda inilah seorang pembaca peta akan mengetahui tentang objek yang ada pada wilayah yang dipetakan. Contoh legenda pada sebuah peta adalah sebagai berikut.

 

h.        Sumber Peta

Sumber peta menunjukkan orang atau lembaga yang membuat peta. Dari sumber peta inilah diperoleh informasi pembuat peta, sehingga bisa dinilai kualitas peta yang dihasilkannya. Apakah sumber dapat dipercaya karena memiliki kredibilitas tinggi atau justru kurang baik sehingga dipertanyakan kualitasnya.



Apablia Anda ingin mendapatkan mendapatkan versi e-booknya, silahkan klik link berikut : E-Book IPS 7 Tema Mengenal Lokasi Tempat Tinggal

Apabila ingin mendapatakan versi pdfnya dapat diunduh melalui link berikut: Modup Pembelajaran IPS 7 Tema Mengenal Lokasi Tempat Tinggal 

Baca juga materi tentang: Diriku dan Keluargaku