SEJARAH LISAN


Capaian Pembelajaran : Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menjelaskan definisi sejarah lisan dan mengidentifikasi jenis-jenis sumber sejarah lisan.

Tujuan Pembelajaran: 
1.  Peserta didik dapat menjelaskan definisi sejarah lisan.
2.  Peserta didik dapat mengidentifikasi jenis-jenis sumber sejarah lisan.


A. Pengertian Sejarah Lisan

Sejarah lisan adalah metode pengumpulan informasi tentang masa lalu yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan individu atau sekelompok orang yang mengalami atau menjadi saksi dari suatu peristiwa, fenomena, atau masa tertentu. Berbeda dengan sejarah tertulis yang biasanya bersumber dari dokumen resmi, buku, atau arsip, sejarah lisan bergantung pada ingatan dan pengalaman pribadi narasumber.

Selain pengertian di atas, berikut beberapa pengertian sejrah linsan dari berbagai sumber.

1.        Paul Thompson

Menurut Paul Thompson, menyatakan bahwa sejarah lisan adalah metode pengumpulan data tentang masa lalu melalui wawancara langsung dengan saksi atau pelaku sejarah. Thompson menekankan bahwa sejarah lisan tidak hanya sekadar mengumpulkan fakta, tetapi juga memberikan suara kepada orang-orang yang sering kali diabaikan oleh sejarah tertulis. Dengan demikian, sejarah lisan berperan dalam mengungkap pengalaman-pengalaman hidup yang unik dan memperkaya pemahaman kita tentang masa lalu.

2.        The Oral History Association (OHA)

Menurut Organisasi Sejarah Lisan Amerika (OHA), sejarah lisan adalah metode pengumpulan dan pengarsipan cerita-cerita, pengalaman, dan perspektif individu melalui wawancara mendalam yang kemudian disimpan dalam bentuk rekaman atau transkrip. OHA menyebut sejarah lisan sebagai cara yang kuat untuk melestarikan cerita yang tidak tercatat di dokumen resmi dan membantu mendokumentasikan pengalaman kelompok yang mungkin kurang terepresentasi.

3.        Allan Nevins

Allan Nevins mendefinisikan sejarah lisan sebagai upaya sistematis untuk mengumpulkan pengetahuan sejarah melalui wawancara dengan individu-individu yang memiliki pengalaman langsung dengan peristiwa masa lalu. Menurut Nevins, sejarah lisan merupakan sarana penting untuk memperkaya rekaman sejarah yang tertulis dan mengisi kekosongan dalam arsip tradisional.

4.        Louis Starr

Louis Starr menyatakan bahwa sejarah lisan adalah metode untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas tentang peristiwa masa lalu melalui kisah pribadi. Starr menekankan bahwa sejarah lisan adalah sumber penting bagi sejarawan untuk memahami dimensi sosial dan budaya dari suatu periode, yang sering kali hilang dalam catatan tertulis. 

5.        Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Berdasarkan KBBI, sejarah lisan adalah catatan atau kisah mengenai peristiwa masa lalu yang diperoleh melalui wawancara atau penuturan langsung dari seseorang yang mengalami atau menjadi saksi dari peristiwa tersebut. Sejarah lisan ini sering kali dimaksudkan untuk mendokumentasikan hal-hal yang tidak tercatat secara resmi dalam dokumen tertulis.

6.        UNESCO

Menurut UNESCO, sejarah lisan merupakan bagian penting dari warisan budaya takbenda yang terdiri atas cerita-cerita dan pengalaman yang diwariskan melalui lisan. UNESCO melihat sejarah lisan sebagai sarana untuk melestarikan kebudayaan, bahasa, dan pengalaman kolektif yang kaya akan nilai-nilai lokal serta identitas masyarakat tertentu.


Untuk mendapatkan versi e-booknya, silahkan klik link berikut: E-Book IPS 7 Tema Sejarah Lisan

Apabila ingin mendapatkan versi pdf-nya, silahkan klik link berikut: Modul IPS 7 Tema Sejarah Lisan
Baca juga materi tentang: Diriku dan Keluargaku dan Mengenal Lokasi Tempat Tinggal


B. Tujuan Sejarah Lisan

Tujuan sejarah lisan adalah untuk mengumpulkan, merekam, dan mengabadikan pengalaman, cerita, serta perspektif dari individu atau kelompok yang terlibat langsung dalam peristiwa sejarah. Berikut merupakan penjelasan lebih mendalam mengenai tujuan sejarah lisan.

1.        Mendokumentasikan Pengalaman Pribadi dan Kolektif

Sejarah lisan bertujuan untuk mendokumentasikan pengalaman langsung dari orang-orang yang hidup dan menyaksikan atau terlibat dalam suatu peristiwa sejarah. Kisah-kisah pribadi yang diceritakan oleh saksi mata memberikan perspektif yang lebih hidup dan manusiawi dibandingkan dengan catatan sejarah tertulis, yang sering kali hanya berfokus pada peristiwa besar atau tokoh terkenal.

2.        Mengungkap Perspektif yang Tidak Terwakili dalam Sejarah Tertulis

Banyak peristiwa sejarah yang tidak tercatat dalam dokumen resmi atau sumber tertulis, terutama yang berhubungan dengan kelompok minoritas, masyarakat adat, atau kelompok marjinal. Sejarah lisan bertujuan untuk memberi ruang bagi suara-suara ini agar tidak hilang, dengan mengungkapkan sudut pandang mereka yang seringkali terabaikan dalam narasi sejarah formal.

3.        Mengisi Kekosongan Informasi dalam Sejarah Tertulis

Sejarah tertulis sering kali memiliki keterbatasan dalam merekam semua detail kehidupan manusia, seperti pengalaman sosial, emosional, atau budaya. Sejarah lisan mengisi kekosongan ini dengan mengabadikan cerita-cerita yang sering kali hilang dalam arsip atau dokumen resmi, memberikan gambaran yang lebih kaya dan menyeluruh tentang masa lalu.

4.        Mewariskan Nilai Budaya dan Tradisi

Sejarah lisan memiliki tujuan penting dalam melestarikan dan mentransfer pengetahuan, tradisi, nilai-nilai, dan kearifan lokal dari satu generasi ke generasi berikutnya. Melalui cerita lisan, budaya dan tradisi yang mungkin tidak tercatat dalam tulisan dapat terus hidup dan berkembang dalam komunitas.

5.        Membangun Memori Kolektif

Tujuan lain dari sejarah lisan adalah membangun memori kolektif masyarakat, yaitu kenangan dan cerita yang dimiliki bersama oleh sekelompok orang. Ini membantu memperkuat identitas kelompok dan menjaga hubungan antar generasi melalui pemahaman bersama tentang masa lalu.

6.        Sebagai Alat Pendidikan dan Penelitian

Sejarah lisan juga bertujuan untuk memberikan alat bagi pendidikan dan penelitian sejarah. Dengan mempelajari cerita lisan, peneliti dan siswa bisa mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang peristiwa-peristiwa sejarah, serta dampak sosial, ekonomi, dan budaya yang tidak selalu terungkap dalam arsip formal.


Baca juga materi tentang: Diriku dan Keluargaku dan Mengenal Lokasi Tempat Tinggal


C. Fungsi Sejarah Lisan

Fungsi sejarah lisan sangat penting dalam memperkaya pemahaman kita tentang masa lalu dan menyampaikan cerita-cerita yang tidak selalu tercatat dalam dokumen resmi. Berikut merupakan beberapa fungsi utama dari sejarah lisan.

1.        Sebagai Sumber Informasi Alternatif

Sejarah lisan berfungsi sebagai sumber informasi alternatif yang melengkapi sejarah tertulis. Banyak kisah, pengalaman, dan kejadian yang tidak tercatat dalam arsip atau dokumen resmi, terutama yang berkaitan dengan pengalaman pribadi, kehidupan sehari-hari, dan kelompok minoritas. Dengan mengumpulkan cerita lisan, kita bisa mendapatkan perspektif yang lebih beragam dan mendalam tentang suatu peristiwa atau periode sejarah.

2.        Merekam dan Melestarikan Warisan Budaya

Salah satu fungsi utama sejarah lisan adalah untuk merekam dan melestarikan warisan budaya, tradisi, dan nilai-nilai yang tidak tercatat dalam bentuk tulisan. Banyak kebudayaan yang memiliki tradisi lisan yang kaya, seperti cerita rakyat, lagu, atau ritual adat, yang hanya dapat dipahami melalui penuturan langsung. Sejarah lisan membantu menjaga agar warisan budaya ini tetap hidup dan dapat diteruskan ke generasi berikutnya. 

3.        Membangun Memori Kolektif dan Identitas Sosial

Sejarah lisan berfungsi untuk membangun memori kolektif suatu kelompok atau masyarakat. Melalui cerita-cerita yang dibagikan antar generasi, masyarakat dapat memperkuat rasa identitas dan kebanggaan terhadap sejarah mereka. Hal ini juga membantu menghubungkan individu dengan akar budaya dan sejarah mereka, serta mempererat ikatan sosial dalam komunitas.

4.        Mengungkapkan Perspektif yang Tidak Terlihat dalam Sejarah Tertulis

Sejarah tertulis sering kali dipengaruhi oleh siapa yang menulisnya, sehingga banyak peristiwa atau kelompok yang terabaikan. Sejarah lisan memberikan kesempatan untuk mengungkapkan perspektif dari mereka yang sering tidak tercatat dalam sejarah formal, seperti kelompok marginal, masyarakat adat, atau individu yang terlibat dalam peristiwa besar namun tidak memiliki suara dalam arsip resmi.

5.        Sebagai Alat Pendidikan

Sejarah lisan berfungsi sebagai alat pendidikan yang efektif. Dengan mendengar langsung cerita dari saksi atau pelaku sejarah, pelajar dapat lebih memahami konteks sosial, budaya, dan emosional dari peristiwa-peristiwa sejarah. Ini memberikan pembelajaran yang lebih hidup dan mendalam dibandingkan dengan membaca teks sejarah yang hanya berfokus pada fakta-fakta kering.

6.        Menjadi Sarana Penelitian Sejarah yang Lebih Komprehensif

Dalam penelitian sejarah, sejarah lisan berfungsi sebagai sumber penting untuk melengkapi dan mengonfirmasi data yang diperoleh dari arsip tertulis. Sejarawan dapat memperoleh wawasan yang lebih kaya dan lebih beragam tentang peristiwa sejarah dengan memanfaatkan sejarah lisan, termasuk aspek-aspek yang sulit dicatat dalam dokumen resmi, seperti perasaan, kepercayaan, dan pandangan pribadi. 

7.        Mengisi Kekosongan dalam Dokumentasi Sejarah

Banyak peristiwa sejarah yang tidak terdokumentasi dalam sumber tertulis atau tidak mendapat perhatian dalam catatan sejarah mainstream. Sejarah lisan berfungsi untuk mengisi kekosongan tersebut dengan mengumpulkan dan merekam kisah-kisah yang mungkin hilang dalam arsip, memperkaya pemahaman kita tentang sejarah yang lebih luas dan beragam.


Baca juga materi tentang: Diriku dan Keluargaku dan Mengenal Lokasi Tempat Tinggal


D. Jenis-Jenis Sumber Sejarah Lisan

Sumber-sumber sejarah lisan adalah rekaman atau penuturan yang diperoleh dari wawancara, percakapan, atau dokumentasi yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang memiliki pengalaman langsung terkait dengan suatu peristiwa sejarah. Sumber sejarah lisan sering digunakan oleh sejarawan untuk mengisi kekosongan yang tidak tercatat dalam arsip atau dokumen resmi. Berikut adalah beberapa jenis sumber sejarah lisan:

1.        Wawancara Langsung (Oral Interviews)

Sumber sejarah lisan yang paling umum adalah wawancara langsung dengan saksi hidup yang memiliki pengalaman langsung dengan peristiwa sejarah. Wawancara ini bisa dilakukan secara formal atau informal, dan bertujuan untuk mengumpulkan cerita, pengalaman, atau pandangan saksi mata terhadap suatu peristiwa. Wawancara ini sering dilakukan oleh sejarawan, peneliti, atau institusi yang fokus pada pelestarian sejarah lisan. Contohnya, wawancara dengan veteran perang, saksi bencana alam, atau tokoh masyarakat yang menyaksikan perubahan sosial besar.

2.        Cerita Rakyat dan Legenda

Cerita rakyat dan legenda yang diturunkan dari generasi ke generasi merupakan salah satu bentuk penting dari sejarah lisan. Meskipun sering kali berisi unsur-unsur mitos atau fantasi, cerita rakyat dapat memberikan wawasan tentang nilai, tradisi, dan pandangan dunia suatu masyarakat pada masa tertentu. Contohnya, cerita-cerita tentang asal-usul suatu suku, legenda pahlawan lokal, atau cerita mitologis yang mencerminkan pandangan hidup masyarakat pada masa lalu.

3.        Lagu dan Nyanyian Tradisional

Banyak budaya memiliki lagu atau nyanyian tradisional yang menyimpan informasi penting tentang sejarah, perjuangan, atau nilai-nilai budaya. Lagu-lagu ini, yang sering kali dibawakan dalam acara adat atau perayaan, bisa menjadi sumber penting untuk memahami perspektif masyarakat masa lalu. Contohnya, lagu perjuangan, nyanyian yang menggambarkan peristiwa besar dalam sejarah lokal atau nasional, atau lagu yang mengisahkan pengalaman kelompok tertentu.

4.        Kisah-kisah dari Tokoh atau Pemimpin Komunitas

Tokoh atau pemimpin dalam suatu komunitas sering menjadi sumber penting dalam sejarah lisan. Mereka mungkin memiliki pengetahuan dan pengalaman langsung tentang peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan suatu kelompok atau masyarakat. Kisah-kisah mereka sering kali menyangkut aspek-aspek kepemimpinan, perubahan sosial, atau perjuangan kelompok tertentu. Contohnya, wawancara dengan pemimpin adat, tokoh agama, atau aktivis yang terlibat dalam gerakan sosial atau politik.

5.        Pernyataan Saksi Mata

Saksi mata adalah individu yang memiliki pengalaman langsung atau mengamati suatu peristiwa bersejarah. Sumber ini memberikan perspektif yang sangat bernilai dalam menggambarkan bagaimana suatu peristiwa terjadi, serta perasaan dan pandangan orang-orang yang mengalaminya. Saksi mata bisa menjadi sumber yang sangat otentik, meskipun kadang-kadang terpengaruh oleh ingatan subjektif. Contohnya, kisah dari orang-orang yang selamat dari perang, bencana alam, atau konflik sosial yang dapat memberikan gambaran lebih mendalam tentang dampak peristiwa tersebut.

6.        Pengalaman Pribadi yang Dituliskan

Beberapa individu, seperti mantan pejuang, pengungsi, atau orang-orang yang terlibat dalam peristiwa besar, sering menulis pengalaman pribadi mereka dalam bentuk memoar, diari, atau surat. Walaupun tidak selalu dianggap sebagai "oral" dalam bentuk fisiknya, dokumen-dokumen ini tetap menjadi bagian dari sejarah lisan karena biasanya berisi cerita pribadi yang lebih informal dan menceritakan peristiwa dari sudut pandang individu. Contohnya, buku harian, memoar, atau surat yang ditulis oleh orang-orang yang terlibat dalam peristiwa sejarah besar, seperti kemerdekaan atau pertempuran.

7.        Kisah Tradisi dan Upacara Adat

Banyak budaya memiliki tradisi atau upacara adat yang menyimpan cerita sejarah tentang asal-usul, perjuangan, atau pencapaian suatu masyarakat. Meskipun mungkin tidak selalu dalam bentuk narasi verbal, upacara atau tradisi tersebut sering menyimpan pesan sejarah yang diwariskan dari generasi ke generasi. Contohnya, upacara adat yang menceritakan asal-usul suatu suku atau peristiwa penting dalam sejarah komunitas tersebut.

8.        Rekaman Audio dan Video

Dalam era modern, sejarah lisan juga dapat dikumpulkan melalui rekaman audio atau video. Dengan menggunakan teknologi, wawancara dan cerita bisa direkam dan disimpan dalam bentuk digital, memungkinkan penyebaran dan pelestarian kisah sejarah secara lebih luas. Contohnya, wawancara yang direkam dengan teknologi audio atau video, arsip digital tentang pengalaman masa lalu yang dapat diakses oleh masyarakat umum. 

9.        Tutur dari Keluarga atau Masyarakat

Banyak cerita sejarah lisan yang diturunkan secara informal dalam lingkup keluarga atau masyarakat. Kisah-kisah ini bisa mencakup peristiwa lokal, tradisi keluarga, atau narasi yang menghubungkan individu dengan masa lalu komunitas mereka. Fungsi utama dari sumber ini adalah menjaga dan meneruskan memori bersama melalui percakapan sehari-hari. Contohnya, cerita keluarga tentang peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah yang dituturkan dalam percakapan sehari-hari.


Untuk mendapatkan versi e-booknya, silahkan klik link berikut: E-Book IPS 7 Tema Sejarah Lisan
Apabila ingin mendapatkan versi pdf-nya, silahkan klik link berikut: Modul IPS 7 Tema Sejarah Lisan

Baca juga materi tentang: Diriku dan Keluargaku dan Mengenal Lokasi Tempat Tinggal