Faktor yang Memengaruhi Interaksi Sosial

Ladang Ilmu
0

Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi interaksi sosial. Faktor-faktor tersebut yaitu sugesti, imitasi, simpati, identifikasi, empati, dan motivasi.
1.  Sugesti
Sugesti adalah pengaruh yang diterima seseorang karena kejadian tertentu. Tujuannya untuk memberikan pengaruh berpikir logis dan pengetahuan baru kepada seseorang tanpa melakukan kritik secara langsung, sehingga akan menimbulkan sikap tertentu. Beberapa contoh sugesti yaitu sebagai berikut.
a.    Pengaruh yang diberikan secara visual biasanya dilakukan lewat penayangan iklan di media televisi. Tujuannya adalah menyugesti (memengaruhi) pendapat seseorang tentang sebuah produk yang dijual oleh perusahaan tertentu. Iklan dibuat unik, menarik,   dan mudah diterima untuk menarik rangsangan penonton dari semua kalangan umur.
b.    Pengaruh dokter jika kita sakit dalam memberikan nasihat membuat kita percaya dan mempercepat penyembuhan. Saran dokter menjadi saran yang menurut kita mampu menyembuhkan atau menjadi jalan bagi kita  untuk sembuh.
c.    Pengaruh dari sahabat. Saran dari seorang sahabat biasanya menjadi jalan keluar bagi permasalahan kita setelah kita menceritakan permasalahan kita.
2.  Imitasi
Imitasi adalah tindakan sosial meniru sikap, tindakan, tingkah laku, atau penampilan fisik seseorang secara berlebihan.  Sebagai suatu proses, adakalanya imitasi berdampak positif apabila yang ditiru tersebut individu-individu yang baik menurut pandangan masyarakat. Akan tetapi, imitasi bisa juga berdampak negatif apabila sosok individu yang ditiru berlawanan dengan pandangan umum masyarakat. Syarat terjadinya proses imitasi yaitu sebagai berikut.
a.    Sesuatu yang ditiru harus mendapatkan perhatian orang lain. Misalnya, cara berpakaian seorang artis yang menarik perhatian banyak orang, maka akan ditiru oleh banyak orang pula.
b.    Harus ada sikap menjunjung tinggi atau mengagumi hal-hal yang ditiru. Misalnya, sekelompok orang yang mengagumi personel kelompok musik tertentu. Karena kekaguman tersebut mereka akan meniru segala atribut yang dipakai personel tersebut.
c.    Taraf pengertian yang cukup mengenai hal-hal yang ditiru. Misalnya sekelompok anak muda akan meniru lagu-lagu tertentu yang populer apabila dia memahami lagu-lagu tersebut.
3.  Simpati
Simpati adalah kemampuan untuk merasakan diri seolah-olah dalam keadaan orang  lain dan ikut merasakan apa yang dilakukan, dialami atau diterima oleh orang lain tersebut. Pada simpati terjadi interaksi sosial yang bercorak kasih sayang dan berkeinginan untuk memahami orang lain, merasa tertarik pada orang yang bersedia untuk mengadakan kerja sama. Dalam proses simpati tersebut yang terpenting adalah adanya pengertian, misalnya kita ikut merasakan sakitnya orang lain yang jatuh dari sepeda.
Berhubung setiap orang memiliki dasar mental yang sama, maka simpati dapat juga bersifat kejiwaan. Simpati kejiwaan ini semakin kuat di antara orang-orang berkedudukan sama, berpendidikan sama, umurnya sama ataupun yang bertetangga dekat dan akrab. Pada umumnya rasa simpati lebih banyak terlihat pada hubungannya dengan teman sebaya atau dengan tetangga, contohnya kita akan merasa sedih bila sahabat kita sedang sakit. Proses simpati ini sebenarnya cukup dalam, walaupun berlangsungnya interaksi sosial berjalan pelan-pelan.
4.  Identikasi
Identifikasi merupakan proses untuk menjadi sama dalam beberapa hal secara fisik dengan orang lain. Hal ini ditandai dengan meniru gerak fisik, gaya busana, keteladanan, dan beberapa perilaku lain. Proses peniruan ini juga dipengaruhi oleh pengaruh kejiwaan dari seseorang. Artinya, mental seseorang untuk memutuskan mau mengikuti atau tidak. Semakin stabil mental seseorang maka tidak akan mudah meniru. Akan tetapi, semakin mudah menyerap dan memahami nilai dan makna sebuah proses yang dilakukan orang lain.
5.  Empati
Empati merupakan kemampuan mengambil atau memainkan peranan secara efektif oleh seseorang atau orang lain dalam kondisi yang sebenar-benarnya, seolah-olah ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain tersebut seperti rasa senang, sakit, susah, dan bahagia. Empati hampir mirip dengan sikap simpati. Perbedaannya, sikap empati lebih menjiwai atau lebih terlihat secara emosional. Contoh empati yaitu saat kita turut merasakan empati terhadap masyarakat Sulawesi Tengah yang menjadi korban gempa bumi dan tsunami. Seseorang yang sudah pada tahap empati tidak hanya berhenti pada rasa iba terhadap orang lain, melainkan ia akan melakukan tindakan untuk menolong orang yang dikasihaninya.
6.  Motivasi
Dalam berinteraksi, setiap manusia biasanya memiliki motivasi. Motivasi ada yang muncul dari diri sendiri, dan ada karena rangsangan yang berasal dari luar diri seseorang sehingga ia terdorong untuk melakukan suatu perbuatan dengan melibatkan orang lain. Yang dimaksud motivasi dalam suatu interaksi sosial adalah dorongan, rangsangan, pengaruh, ataupun stimulan yang ada pada diri seseorang yang mendasari melakukan sesuatu. Berbeda dengan sugesti, bahwa motivasi lebih bersifat positif dan biasanya muncul karena pertimbangan yang rasionalitas. Motivasi seseorang bisa dibangkitkan atas dasar keadaan ataupun pengaruh dari orang lain sehingga memunculkan suatu perbuatan bagi seseorang individu untuk melakukan kontak dengan orang lain.

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)